Lencana Facebook

Sabtu, 11 April 2015

PERAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN

Peran Kimia dalam Kehidupan

Bahan Kimia dalam Berbagai Produk
Perkembangan ilmu kimia yang siknifikan mengakibatkan produk-produk yang dibutuhkan manusia juga menggunakan bahan kimia. Banyak sekali produk-produk yang menggunakan bahan kimia antara lain:
1.     Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang  karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan air, sabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, detergen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak juga sabun yang merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.
Kandungan utama sabun adalah Na-karboksilat (RCOONa), sabun mandi dibuat dari campuran basa dengan minyak. Umumnya basa yang digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Pada beberapa sabun mandi ditambahkan sulfur yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam mandi merupakan zat aditif yang berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran sabun mandi. Garam mandi umumnya mengandung garam-garam anorganik, minyak esensial dan pewangi.
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) adalah bahan kimia berbahaya bagi kulit yang biasanya dapat ditemukan dalam produk-produk seperti: pada pasta gigi dan sabun. Bahan kimia ini, merupakan salah satu bahan pembersih surfaktan yang dapat mengangkat kotoran dan noda minyak. Bahan kimia ini memiliki sifat sebagai bahan pembersih yang sangat kuat, dan biasanya bahan kimia ini dicampur ke dalam produk pembersih karena memiliki kemampuan untuk menghasilkan busa yang banyak.
Namun, meskipun memiliki kemampuan yang kuat sebagai pembersih, Sodium Lauryl Sulfate (SLS) ini jika digunakan dalam jangka waktu panjang, dapat mengakibatkan iritasi yang tinggi pada kulit. Dan untuk jangka pendeknya mengakibatkan alergi, gatal-gatal, kulit kering serta kemerahan. Efek samping ini dapat terlihat jelas pada orang yang memiliki jenis kulit sensitive. Selain itu karena daya pembersihnya yang kuat, SLS ini dapat mengangkat dan mengikis lemak yang sangat berguna bagi kulit. Padahal lemak memiliki peran yang sangat penting bagi kulit karena dapat melindungi kulit dari radikal bebas, sengatan sinar matahari dan juga hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan dan kelembaban kulit, seperti alergi dan iritasi.



2.   Detergen
Detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu membersihkan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibandingkan dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Sabun cuci pakaian dapat dibagi dua, yaitu sabun dan detergen. Sabun dan detergen memiliki fungsi yang sama, yaitu bila ditambahkan ke dalam air, dapat melepaskan kotoran dari suatu benda. Cara kerjanya adalah menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air mudah membasahi bahan, kemudian sabun atau detergen menarik kotoran dari bahan, menahan kotoran agar tetap sebagai suspensi dalam air. Kotoran yang bersifat nonpolar, seperti minyak atau lemak tidak akan hilang jika hanya dibersihkan menggunakan air. Oleh karena itu, diperlukan detergen sebagai pembersihnya. Ujung hidrofob detergen yang bersifat nonpolar mudah larut dalam minyak atau lemak dari bahan cucian. Maka ketika  menggosok atau memeras pakaian membuat minyak atau lemak menjadi butiranbutiran lepas yang dikelilingi oleh lapisan molekul detergen. Gugus polarnya berada di luar lapisan sehingga butiran itu larut di air. Detergen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.      Detergen yang dibuat dari asam hidrokarbon yang struktur rantainya lurus. Bahan ini dapat dihancurkan oleh mikroba (Biodegradable).
2.      Detergen yang dbuat dari asam hidrokarbon yang struktur rantainya bercabang. Bahan ini tidak dapat dihancurkan oleh mikroba (Unbriodegradable).
Komponen detergen ada 3 yaitu :
1.      Surfaktan berfungsi meningkatkan daya pembahasan air sehingga kotoran yang berlemak dapat dibasahi, mengendorkan dan mengangkut kotoran dari kain dan mensuspensikan kotoran yang telah terlepas, sehingga kotoran tidak menempel kembali pada barang yang dicuci. Macam-macam surfaktan yang digunakan pada detergen yaitu:
· Linear alkil benzena sulfanat (LAS), etoksisulfat, alkil sulfat, memiliki daya bersih yang sangat baik, dengan  busa yang sangat banyak, biasanya digunakan untuk pencuci kain dan pencuci piring.
· Etoksilat, dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran dan dapat bekerja di air sadah (air yang kandungan mineralnya tinggi).
· Amonium kuarterner digunakan pada pelembut (softener).
· Imidazolin dan betain, digunakan untuk pencuci alat-alat rumah tangga.

2.         Penguat (builder) berfungsi meningkatkan efesiensi surfaktan, membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Builder yang digunakan adalah senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolet.
3.         Parfum, berfungsi memberi aroma pada sabun atau deterjen.
3. Pasta Gigi
Hampir setiap hari orang memakai pasta gigi, karena tidak ingin sakit gigi. Sakit gigi umumnya disebabkan karies atau disebut demineralisasi (penghilangan mineral). Karies timbul karena adanya plak gigi yang merupakan lengketan bakteri dan produk-produk yang terbentuk pada permukaan gigi. Jenis bakteri ini dapat meningkatkan keasaman gigi, akibatnya email gigi ikut larut dan timbullah karies. Umumnya pasta gigi mengandung fluorida yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan kalsium.
Berikut ini beberapa jenis zat kimia yang terkandung di dalam pasta gigi:
1.      Formaldehida / Formalin
Semua pasta gigi pasti mengandung formaldehida, Formaldehida membunuh semua bakteri kecil yang naik ke gigi setelah makan atau tidur. Jika formaldehida sengaja tertelan dalam jumlah banyak, akan berakibat fatal. Akibat dari mengkonsumsi formaldehida adalah beberapa penyakit berbahaya yaitu: penyakit kuning, kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan kematian. 
Fungsi Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet.
2.      Minyak Peppermint
Minyak peppermint mengikat nafas segar, dan membuat nafas segar menjadi tahan lama, minyak peppermint dapat menyebabkan denyut nadi lambat, mulas, dan tremor otot jika dikonsumsi. 
3.     Paraffin
Paraffin yang membuat pasta menjadi halus. Pada saat menyikat gigi sabagian paraffin akan tertinggal di sikat gigi. Jika paraffin tertelan akan mengakibatkan sakit perut, mual, muntah, dan sembelit besar.
4.      Gliserin Glikol
Gliserin glikol ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk mencegah pasta terlalu kering. Gliserin glikol juga ditemukan di antibeku. Gliserin meskipun tidak beracun, dapat menyebabkan mual jika tertelan.
Fungsinya adalah untuk mengikat air / pelembab sehingga cream selalu basah dan tidak cepat mengering di udara bebas.
5.      Titanium Dioxide
Titanium dioxide umumnya digunakan sebagai salah satu bahan pembuat pasta gigi, titanium dioxide biasanya dapat ditemukan di dalam cat putih. Titanium dioxide memberikan efek aman pada gigi, seperti dinding gigi menjadi bersih dan putih. Titanium dioxide jika tertelan tidak akan berbahaya.
6.      Sakarin 
Sakarin adalah salah satu bahan yang terdapat dalam pasta gigi, Sakarin telah menjadi topik hangat setiap perdebatan sejak Theodore Roosevelt di Gedung Putih. USDA mencoba melarang menggunakan subtansi pada tahun 1972, meskipun sakarin dianggap aman.
7.      Menthol
Menthol adalah salah satu bahan yang ditambahkan ke dalam pasta gigi. Menthol membuat nafas menjadi segar.
8.      Kalsium Gliserofosfat (CaGP)
9.      Natrium Monofluorofosfat (NaFPO4)

4.      Sampo
Sampho berfungsi membersihkan rambut. Jika tidak menggunakan sampo dapat menyebabkan adanya ketombe di kulit kepala. Penyebab ketombe adalah polusi udara dan masalah psikis seperti stress. Seseorang yang berketombe akut akan mengalami kerusakan kulit kepala, mulai dari rasa gatal hingga infeksi.
Beberapa kandungan kimia berbahaya yang terdapat pada sampo sebagai berikut:
1.Sodium Lauryl atau Laureth Sulfate
Bahan ini sering digunakan sebagai salah satu bahan yang terkandungan dalam deterjen dan bahan pembersih di industri.
2.Formaldehyde
Bahan kimia ini ternyata bisa menyebabkan alergi, sakit kepala dan kelelahan. Selain itu, zat berbahaya ini juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah terserang penyakit berbahaya.
3.Parabens
Kandungan parabens di dalam sampo ternyata dapat mempengaruhi tingkat hormon estrogen. Sehingga terjadi ketidakseimbangan hormon tubuh.
4.Isopropyl Alcohol
Merupakan salah satu bahan pelarut yang sering ditemukan dalam larutan pewarna rambut dan lotion badan. Jika bahn ini terhirup secara berlebihan, maka zat kimia ini dapat mengakibatkan sakit kepala, pusing, dan mual.
5.Propylene Glicol
Biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan shampo dan kondisioner rambut. Zat  kimia ini bisa dengan mudah menembus kulit kepala dan menyerap protein-protein di dalamnya. Dan sebagai akibatnya, kulit kepala menjadi semacam kendur dan lunak.
6.Sodium Lauryl Sulphate (SLS) dan Sodium Laureth Sulphate (SLES)
Dua jenis zat kimia ini umumnya digunakan untuk pembuatan kondisioner rambut. Kedua zat ini dapat membatasi atau menghambat pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. Sodium Lauryl Sulphate (SLS) ternyata juga dapat mengakibatkan katarak pada mata ketika terserap oleh kulit kepala. Meskipun tanpa adanya kontak langsung dengan mata.
7.Formaldehida
Bahan yang satu ini dikenal sebagai urea doazolidinyl, urea imidazolidinyl, dan quarternium-15.  Diketahui merupakan  bahan yang biasa digunakan untuk pembalseman.
8.FD & C Colour Pigments
Bahan pewarna dalam sampo ini ternyata dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala. Bahkan diketahui salah satu akibatnya hingga menyebabkan masalah pada saraf.
9.DEA (diethanolamine), MEA (momoethanolamine) TEA (triethanolamine)
Seringkali kita temukan dalam sampoo sebagai salah satu bahan penyusunnya. Dan ternyata diketahui merupakan salah satu bahan yang dapat memicu munculnya kanker.
10.Dietanolamina
Dietanolamina adalah bahan yang tergolong berbahaya dalam penggunaanya bagi tubuh. Karena ternyata ketika bahan kimia ini bergabung dengan bahan kimia lain untuk perawatan rambut atau sampo. Dietanolamina dapat membentuk karsinogenik yang menyebabkan kanker. Karsinogen bersifat mengendap dan merusak, terutama untuk organ paru-paru. Kondisi seperti ini disebabkan oleh karsinogen. Zat-zat karsinogen penyebabkan kanker, mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, sehingga hal ini dapat mengganggu proses-proses biologis.
Kosmetik
Menjaga penampilan merupakan merupakan sebuah keharusan di masyarakat modern ini. Terutama para kaum wanita. Biasanya, agar mereka tampil cantik dan menarik. Mereka tak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk melakukan perawatan. Banyaknya salon atau rumah-rumah kecantikan juga tentu menjadi salah satu jadi trend, dimana seseorang tiap bulannya harus melakukan perawatan agar kaum wanita ini bisa tampil lebih percaya diri. Sebenarnya melakukan perawatan kecantikan ini sah-sah saja. Asal bahan-bahan untuk anda melakukan perawatan termasuk kosmetik dam perawatan kecantikan lainnya terbebas dari zat berbahaya. Zat berbahaya ini biasanya ada terkandung didalam kosmetik yang anda gunakan, contoh ada zat MEA (Monoethanolamine), Polietilen Glikol, dan zat-zat berbahaya lainnya yang jika digunakan untuk tubuh memiliki efet negatif.
Menurut Perkumpulan Ahli Dermatologi, di beberapa negara Eropa dan Amerika. Salah satu contoh kosmetik yang sering memakai bahan-bahan berbahaya ini adalah produk-produk perawatan kulit. Produk tersebut biasanya memiliki campuran bermacam-macam bahan. Untuk itu, anda sebagai konsumen harus memperhatikan komposisi seperti bahan anti mikroba, bahan anti oksidan, bahan aktif, bahan pengawet, parfum, serta zat warna. Salah satu produsen kosmetik ternama di Inggris, menyebutkan bahwa setiap harinya kaum perempuan terpapar 515 bahan kimia dari berbagai produk kecantikan.  Bahan kimia tersebut biasanya adalah bahan dasar untuk produk-produk kecantikan seperti pembersih, pelembab kulit, perawatan rambut, dan beberapa produk kecantikan lainnya.
Yang perlu anda sadari bahwa bahan bahan tersebut tidak hanya merusak kulit anda tetapi juga akan menganggu kesehatan anda jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Beberapa diantaranya malah dapat digolongkan sebagai bahan karsinogenik (zat yang bisa menyebabkan kanker) dan digunakan oleh perusahaan kosmetik karena bahan tersebut relatif murah.
Salah satu bahan kimia yang akan kami bahas disini adalah yang bernama MEA atau bisa disebut juga Monoethanolamine. Menurut wikipedia, MEA ini adalah senyawa organik dari golongan amina primer, sekaligus merupakan golongan alkohol primer. Tidak seperti senyawa amina lainnya, etanolamina lebih bersifat basa meskipun lemah. Zat berbahaya yang satu ini biasanya terdapat di produk perawatan kulit dan produk kosmetik. Seperti: Gelembung Sabun, body washes, sampo, sabun dan pembersih facial.
Efek dari bahan kimia ini adalah Jika anda menggunakan kosmetik yang terdapat kandungan MEA, gejala yang biasa terjadi adalah reaksi alergi atau bisa juga gatal-gatal di kulit. Dan jika zat ini terus menerus masuk ke tubuh kita, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker hati dan kanker ginjal.
Kosmetik berfungsi untuk mempercantik wajah dan menyehatkan kulit. Namun apa yang terjadi jika kosmetik yang digunakan justru mengandung bahan-bahan berbahaya. Selain dapat menyebabkan kulit menjadi rusak, kandungan berbahaya dalam kosmetik juga dapat menyerap ke dalam kulit dan darah sehingga membahayakan kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan Enviromental Working Group (EWG) terhadap sampel darah dan urine pada 20 remaja putri usia 14-19 tahun menunjukkan adanya kandungan bahan berbahaya. Sebagian merupakan pemicu kanker, sebagian lagi bisa mempengaruhi keseimbangan hormonal.  Pada penelitian mengidentifikasi tak kurang dari 16 jenis senyawa berbahaya yang diyakini berasal dari kosmetik baik berupa bedak, parfum dan sebagainya. Ke-16 bahan berbahaya itu lantas dikelompokkan ke dalam 4 golongan. 
Lebih dari 3.000 bahan kimia digunakan dalam seluruh produk kosmetik. Banyak yang berbahaya bagi kesehatan dan kecantikan, namun ada pula yang aman. Para ahli kesehatan kulit menyatakan, jika sebuah produk mengandung lebih dari 3 bahan aktif, berarti produk tersebut tidak seperti yang digambarkan.
Berikut bahan-bahan kimia yang terdapat dalam kosmetik:
1.Paraben
Senyawa yang memiliki nama lain parahydroxybenzoic dan digunakan juga sebagai pengawet dalam mie instant ini punya efek samping jika digunakan melebihi ambang batas keamanan. Karena sifatnya mirip dengan hormon esterogen, di dalam tubuh akan memicu ketidakseimbangan yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Dalam kosmetik, paraben sering digunakan sebagai campuran sabun, sampo, pasta gigi dan deodoran. Meski jarang, kontak langsung dengan kulit juga bisa menyebabkan alergi pada orang yang sensitif. 
2.Phthalate
Bahan ini dugunakan juga dalam pembuatan plastik untuk memberi sifat elastis atau lentur. Dampaknya bagi kesehatan jika terhirup atau tertelan dalam kadar tertentu adalah memicu gangguan sistem reproduksi, asma dan alergi. Dalam kosmetik, phthalate digunakan sebagai pelarut tambahan dalam berbagai produk pewangi. 
3.Pewangi Sintesis
Beberapa spesies binatang mengeluarkan wewangian alami yang disebut feromon, yang fungsinya adalah untuk menarik pasangan di musim kawin. Oleh manusia, wewangian ini dibuat tiruannya lalu digunakan dalam parfum, serta beberapa jenis sabun wangi dan produk perawatan rambut. Beberapa jenis wewangian sintetis diketahui bisa memicu kanker pada binatang. Meski belum diuji pada manusia, diduga kuat senyawa ini juga meningkatkan risiko kanker pada manusia.
4.Triloksan
Secara langsung, triklosan yang digunakan dalam beberapa produk sabun dan pasta gigi bisa memicu gangguan kesehatan saat bereaksi dengan lingkungan aquatik atau berair. Salah satunya adalah gangguan pada keseimbangan hormon tiroid. Penggunaan triklosan secara berlebihan juga memicu dampak tidak langsung bagi kesehatan, yakni dengan memicu resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik. Dampaknya adalah kemunculan kuman-kuman super (superbug) penyebab penyakit yang tidak mempan dibasmi dengan antibiotik. 
5.Imidazolidinyl Urea dan Diazolidinyl Urea
Kedua zat kimia ini merupakan pengawet yang paling banyak digunakan selain Paraben. Kandungan utamanya ialah formaldehyde yang seringkali dipakai untuk mengawetkan jenazah. Bahan ini memang mampu mengawetkan komposisi dalam kosmetik, namun terbukti berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
6.PVP / VA Copolymer
Bahan ini berasal dari petroleum (minyak tanah) dan banyak digunakan di produk hairspray. Selain tergolong dalam kategori toxic, zat kimia ini juga mengandung partikel yang dapat merusak paru-paru.

7.Sodium Lauryl Sulfate
Sodium Lauryl Sulfate lazim digunakan dalam produk sampo dan detergen, fungsinya untuk menghasilkan busa yang melimpah. Bahayanya, Sodium Lauryl Sulfate dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, kerontokan rambut, ketombe, serta reaksi alergi.
5.   Obat
Dari berbagai macam obat untuk kepentingan medis yang sudah dikenal di pasaran, misalnya beberapa macam obat batuk, sakit kepala, flu, antibiotik, antihistamin, kosmetik, dan vitamin sebagian besar mengandung bahan kimia. Bahan kimia obat untuk keperluan medis, baik murni maupun campuran, memegang peranan penting di dalam masyarakat modern. Obat untuk tujuan medis secara legal direkomendasikan oleh departemen kesehatan RI, sehingga penggunaan obat yang tidak seduai aturan medis dapat membahayakan pengguna. Karena ketidakcocokan, salah obat, atau over dosis (melebihi dosis maksimum) dapat berakibat serius, misalnya alergi, muntah-muntah, gelisah, kejang-kejang, hilang kesadaran, bahkan sampai pada tingkat terparah, yaitu kematian.
Perkembangan teknologi farmasi saat ini sudah mencapai fase designer drug. Obat baru telah dapat dikembangkan hingga ribuan macam dengan berbagai khasiat dan kegunaan. Globalisasi ikut menerpa Indonesia, termasuk dalam pemakaian dan masalah penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat di Indonesiia masih tetap marak. Angka genarasi muda penerus bangsa yang terpuruk dalam ketergantungan obat terus meningkat. Olah karena ituu pengetahuan tentang bahan kimia obat sangat diperlukan oleh seluruh lapusan masyarakat, khususnya oleh pendidik dan siswa.
Dengan mengacu pada Undang-undang farmasi dari WHO, berdasarkan tingkat keamanannya obat yang beredar secara legal untuk keperluan medis di Indonesia dikelompokkan menjadi empat kategori yang masing-masing diberi tanda khusus berupa bulatan dengan warna tertentu, yaitu: obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat bius.
Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Obat-obatan kelompok ini diberi tanda khusus pada kemasan dan label, tanda khusus obat bebas berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: Paracetamol.
Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat yang harus menggunakan resep dokter, tetapi masih dapat dijual atau dibeli tanpa resep, kelompok obat bebas terbatas diberi khusus pada kemasan dan labelnya yang berupa lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam, pada kelompok obat bebas terbatas diberi tanda peringatan. Ada enam macam tanda peringatan untuk kelompok obat terbatas, ditulis dengan huruf berwarna hitam diatas dasar putih. Tanda-tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, dengan bentuk persegi panjang berukuran panjang hitam 5 inci, lebar 2 inci dan termasuk pemberitahuan putih. Contoh: CTM
Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan menggunakan resep dari dokter. Tanda khusus pada kemasan dan labelnya adalah huruf K dalam lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam seperti gambar di samping. Obat psikotropika adalah obat keras alami dari sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh: Diazepam, Phenobarbital. 
Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintess atau semi sintesis yang dapat menyebaban penurunan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi dan menghilangkan rasa sakit serta menyebabkan ketergantungan. Contoh: Morfin.

Berikut adalah obat-obat yang sering digunakan masyarakat luas yaitu jenis obat berdasarkan indikasi atau penyakit yang dapat disembuhkan:
Obat Flu
Umumnya, penyakit pilek atau influenza disertai demam dan batuk biasanya, obat untuk meredakan penyakit ini disebut obat flu. Influenza biasanya di sebabkan oleh virus. Komposisi obat flu terdiri atas obat analgesik, anti piretik, dekongestan, dan obat alergi.
a)      Obat Analgesik dan Antipiretik
Obat-obatan yang termasuk analgesik dan antipiretik, diantaranya asetosal, asetaminofen, salisilamid, asam mefenamat, dan kafein.
b)      Obat Dekongestan
Fenilpropanolamina HCI dan efedrima HCI merupakan contoh obat dekongestan. Obat ini membantu melegakan saluran hidung sehingga tidak tersumbat.

c)      Obat Antialergi
Obat yang termasuk jenis antialergi adalah klorofenilamin maleat dan dekstrometorfan HBr. Obat generik yang bisa digunakan untuk sakit seperti ini adalah parasetamol atau asetosal.
Obat Batuk
Batuk umumnya dikelompokan menjadi betuk kering dan batuk berdahak. Adapun batuk berdahak disebut batuk produktif karena mengeluarkan banyak dahak. Batuk berdahak umumnya disebabkan oleh flu. Obat batuk mengandung zat expektoran dan zat anti alergi. Seperti obat anti influenza, obat batuk tidak boleh digunakan terus menerus.
Obat Sakit Lambung
Sakit lambung atau sakit mag ringan dapat diobati dengan antasida, suatu obat yang dapat menetralkan asam lambung. Untuk mengatasi rasa kembung pada lambung digunakan senyawa simetikon, sedangkan untuk mengurangi kejang perut digunakan senyawa papaverina HCI.
Obat Diare
Obat diare bersifat atsorptif sehingga dapat menyerap racun dari dalam tubuh. Zat aktifnya berupa karbon aktif, silicon dioksida, kaolin, dan pectin selain itu dapat juga di gunakan zat yang bersifat astringent yang dapat mengecilkan jaringan, yang membuatnya pesat misalnya tannin yang terdapat dalam teh pekat atau daun jambu.
6.     Susu
Peneliti di London, menemukan dalam segelas susu terdapat campuran hingga 20 macam bahan kimia. Campuran tersebut mulai dari obat penghilang rasa sakit, antibiotik dan zat pertumbuhan hormon.
Menggunakan tes yang sangat sensitif, mereka menemukan sejumlah bahan kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit pada hewan dan manusia, dengan menggunakan sample pada sapi, kambing, dan air susu ibu. 
Dosis obat pada bahan kima tersebut memang kecil untuk berefek pada orang yang meminumnya. Tetapi, hasil tersebut menunjukan bagaimana bahan kimia buatan manusia sekarang ditemukan di seluruh rantai makanan. Bahkan, jumlah tertinggi penggunaan bahan kimia banyak ditemukan dalam susu sapi.
Para peneliti percaya beberapa obat dan promotor pertumbuhan diberikan kepada ternak guna mendapatkan susu melalui pakan ternak yang telah terkontaminasi. Tim peneliti Spanyol dan Maroko menganalisis 20 sampel susu sapi yang dibeli di Spanyol dan Maroko, bersama dengan sampel susu kambing dan air susu ibu.
Kerusakan tersebut mereka publikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry yang menyatakan bahwa susu sapi mengandung sisa anti-inflamasi obat asam niflumic, asam mefenamat dan ketoprofen. Biasanya digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit pada hewan dan manusia.
Tidak hanya itu, dalam susu tersebut juga mengandung hormon 17 beta estradiol, suatu bentuk estrogen hormon seks. Hormon terdeteksi pada tiga sepersejuta gram dalam setiap kilogram susu, sedangkan dosis tertinggi asam niflumic kurang dari sepersejuta gram per kilogram susu. Namun, para ilmuwan, yang dipimpin oleh Dr Evaristo Ballesteros, dari University of Jaen di Spanyol, mengatakan,”teknik mereka bisa digunakan untuk memeriksa keselamatan makanan jenis lain”.
                         
7.     Keju
Rasa dan aroma (flavor) pada keju dikenal sebagai faktor penentu yang signifikan dalam penerimaan dan kualitas keju. Flavor pada keju juga dipakai untuk membedakan satu jenis keju dengan jenis lainnya. Di Indonesia, keju yang banyak dikenali adalah jenis keju cheddar, terutama keju cheddar olahan. Karena flavor keju cheddar tersebut relatif ringan maka sering disebut sebagai keju muda, sedangkan keju jenis lain, misalnya edam dan gouda, dengan flavornya yang lebih tajam dan kuat sering disebut sebagai keju tua.
Pembentukan flavor pada saat fermentasi keju dihasilkan dari rangkaian proses biokimia kultur mikroba yang menghasilkan enzim dan enzim yang memang sengaja ditambahkan. Proses biokimia pada saat fermentasi keju yang utama adalah glikolisis, proteolisis, dan lipolisis. Ketiga proses tersebut menghasilkan kompleks bahan pengaroma yang sulit untuk dibuat tiruannya secara kimia. Proses glikolisis yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri starter mesofilik. Terbentuknya asam laktat akan memberi kontribusi terhadap flavor keju yang dihasilkan. Pada umumnya, keju mempunyai kadar lemak yang cukup tinggi. Fraksi lemak di dalam keju berperan dalam pembentukan flavor khas dari keju dan teksturnya. Biasanya, semakin tinggi kadar lemaknya dapat menyebabkan flavornya semakin gurih dan juga kejunya akan bertekstur lebih lunak dan elastis, sedangkan jika lemaknya semakin rendah cenderung kurang gurih, lebih keras, kurang elastis, dan kurang halus teksturnya. Pada keju yang dibuat dengan menggunakan susu tanpa lemak, maka aromanya tidak sepenuh yang menggunakan susu dengan lemak normal.
Lemak susu dalam pembuatan keju mengalami hidrolisis oleh enzim lipase dan esterase menghasilkan asam lemak bebas, digliserida, mono gliserida dan kemungkinan gliserol. Asam lemak bebas berkontribusi terhadap aroma yang dihasilkan. Selain hidrolisis, juga dapat terjadi reaksi oksidasi meskipun sangat kecil. Jika reaksi oksidasi terlalu besar, maka dapat menyebabkan aroma tengik yang tidak dikehendaki.
Selama proses pembuatan keju dan pemeramannya, juga terjadi dekomposisi protein susu kasein secara perlahan oleh adanya enzim-enzim protease yang berasal dari koagulan, susu, dan mikroba. Kasein mengalami proteolisis menjadi peptida dan asam amino yang dapat mempengaruhi rasa keju termasuk rasa pahit yang kurang dikehendaki. Untuk mendapatkan flavor keju yang dapat diterima, pemecahan protein susu tersebut harus dikendalikan dengan seimbang. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proteolisis dalam pemeraman keju adalah pH, kadar air, rasio serum terhadap susu, suhu, dan waktu pemeraman.
Secara teori, flavor yang terdapat pada keju merupakan kumpulan senyawa yang membentuk keseimbangan komponen dan konsentrasi dari berbagai senyawa flavor dan aromatik. Jika keseimbangannya tidak tercapai, maka flavor kejunya akan menyimpang. Berbagai studi terhadap flavor keju cheddar dan jenis lain telah dilakukan untuk mengenali komposisinya, namun belum dapat memberikan hasil yang cukup untuk menghasilkan duplikatnya dengan menggunakan senyawa-senyawa murni.
Perbedaan cara pengolahan juga dapat mempengaruhi flavor yang dihasilkan. Pada awalnya susu yang diolah menjadi keju cheddar di peternakan tradisional tidak di pasteurisasi dan menggunakan enzim rennin yang berasal dari sapi. Proses pengolahan yang lebih modern menerapkan pasteurisasi dan menggunakan enzim yang berasal dari mikroba. Pengolahan modern ini menghasilkan keju cheddar yang flavornya ringan dan hanya diperam singkat untuk menghasilkan keju muda. Jika diperam lebih lanjut, flavornya tidak seperti flavor keju cheddar yang dihasilkan dengan cara tradisional. Flavor cheddarnya cenderung kurang dan sering muncul rasa pahit yang kurang dikehendaki.
Kultur starter dengan strain yang berbeda juga berperan dalam pembentukan flavor keju. Intensitas flavor akan meningkat secara signifikan dengan hadirnya mikroba yang ada di sekitar proses pembuatan, khususnya bakteri asam laktat yang bukan berasal dari kultur starter. Hal inilah yang menyebabkan keju cheddar yang berasal dari pabrik yang berbeda akan menghasilkan flavor cheddar yang juga berbeda. Demikian juga halnya dengan jenis keju yang lain.
Setiap komponen senyawa aroma mempunyai ciri khas aroma tersendiri. Beberapa contoh diantaranya memberikan ciri aroma keju. Senyawa kimia δ-Dodecalactone memberikan ciri aroma keju dan aroma kelapa, senyawa kimia 3-Methylbutanoic acid (isovaleric acid) memberikan aroma keju Swiss, waxy, sweaty. Senyawa kimia n-Pentanoic acid memberi aroma keju Swiss.
8.     Mentega
Mentega adalah produk minyak hewani, bukan produk nabati. Mentega merupakan masa dari lemak susu yang dihasilkan dengan penumbukan krim susu atau susu penuh. Penemuan mentega sudah berabad-abad lamanya. Orang yang pertama-tama secara kebetulan melihat terjadinya mentega sewaktu membawa susu dalam kantong kulit di atas kuda. Akibat pengocokan ini maka terjadilah gumpalan lemak yang merupakan awal mentega.
Orang India dahulu menumbuk susu dalam bejana-bejana logam atau tanah dengan cara agitasi atau memukul-mukul dengan tongkat berputer, yang serupa dengan prinsip kerja dasher churn modern. Orang Arab menumbuk susu dengan susu dalam kantong-kantong kulit dengan cara agitasi kantong itu ke muka dan ke belakang, yang serupa dengan prinsip kerja revolving churn modern.
Sekarang ini cara memperoleh mentega sudah bisa dilakukan secara kontinyu tidak dilakukan secara batch saja. Dengan cara kontinyu ini, pengendalian kerusakan mikrobiologis dapat lebih sederhana.
Bahan dasar mentega adalah susu. Agar tidak terbuang percuma, dan gizi susu tetap dapat dimanfaatkan, maka susu diolah menjadi mentega. Susu untuk bahan dasar mentega adalah susu segar berkualitas baik, sedangkan bahan penunjang, seperti garam, emulsifierstarter, pewarna, dan esens rasa ditambahkan agar mentega memiliki warna, tekstur, aroma, dan rasa yang lebih baik.
Pembuatan mentega diawali dengan memisahkan krim atau kepala susu dari susu segar. Krim susu kemudian dibubuhi zat penetral sehingga tidak asam dan tidak menggumpal. Agar krim susu tersebut tidak cepat rusak, dilakukanlah proses pasteurisasi. Krim dipanaskan pada suhu 850C, kemudian dilakukan pematangan dengan pemberianstarter. Untuk mendapatkan tekstur yang padat, dilakukanchurning, pengocokan atau pengadukan. Proses ini membuat butiran lemak menjadi kompak dan semipadat.
Pada proses ini terjadi pemisahan dua fase, yaitu fase lemak terdiri atas lemak, mentega, dan fase air yang melarutkan berbagai zat yang terdapat dalam susu. Gumpalan-gumpalan lemak susu dipisahkan dari bagian lain dan dicuci dengan air dingin yang beberapa kali diganti dengan air baru untuk menghilangkan susunya, mentega diberi garam, hal ini untuk mengeluarkan air yang tersisa dalam lemak susu (butter fat).Hasilnya adalah mentega seperti yang kita kenal. Warna kuning pada mentega disebabkan oleh zat warna karoten dalam krim.
Mentega biasanya mengandung air 15%, sebagian dari jumlah tersebut dalam bentuk teremulsifikasi. Mentega harus memiliki kadar lemak minimal 80%. Tingginya kadar air dalam mentega akan menyebabkan mentega mudah menjadi tengik bila disimpan pada tempat yang hangat. Salah satu asam lemak yang dilepaskan adalah asam butirat yang berantai pendek, mudah menguap, dan berbau tidak enak.
Jenis Mentega dibedakan berdasarkan cita rasa, tekstur, dan warnanya. Dilihat dari bahan dasarnya, mentega terbagi atas dairy butter yaitu mentega yang terbuat dari krim segar, dan creamy butter yaitu mentega dengan bahan dasar krim yang diperam. Berdasarkan penambahan garam yang berpengaruh terhadap rasa dibedakan menjadi mentega tawar (Unsalted butter) dan mentega asin (salted butter). Berdasarkan proses fermentasinya dibedakan menjadi mentega dengan fermentsi (pasteurized cream) dan mentega tanpa pasteurisasi (unpasteurized cream). Sedangkan berdasarkan jenisstarternya dibedakan menjadi mentega krim manis (sweet cream butter) dan mentega tanpa starter atau mentega krim asam (sour cream butter).
Nilai gizi mentega banyak tergantung pada lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan makanan berenergi tinggi, tidak mengandung laktosa dan mineral serta berprotein rendah. Komposisi mentega umumnya terdiri dari lemak susu 82,5%, air 14%, garam 2,5% dan mineral 1%, juga mengandung vitamin A, D, dan E dari susu sendiri dan sebagian ditambahkan (fortified)
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3744-1995), mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80%  lemak susu. Selain garam dapur, ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega merupakan campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80%  lemak, dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi. Mentega dapat dibuat dari lemak susu (terutama lemak susu sapi) yang manis (sweet cream) atau asam. Mentega dari lemak susu yang asam mempunyai cita rasa lebih kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau melalui penambahan inokulum murni bakteri asam laktat (proses fermentasi). Mula-mula lemak susu dinetralkan dengan garam karbonat, kemudian dipasteurisasi dan diinokulasi dengan bakteri yang dapat menghasilkan asam laktat selama proses fermentasi. Bila perlu, ditambahkan zat pewarna ke dalam lemak susu, umumnya berupa karoten, yaitu zat pewarna alamiah yang merupakan sumber vitamin A.  Lemak memiliki komposisi terbesar dalam mentega jika dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Kandungan protein dan karbohidrat pada mentega dan margarin sangat rendah, yaitu sekitar 0,4-0,8 gram per 100 gram. Lemak mentega berasal dari lemak susu hewan, dikenal sebagai butter fat. Mentega mengandung sejumlah asam butirat, asam laurat, dan asam linoleat. Asam butirat dapat digunakan oleh usus besar sebagai sumber energi, juga dapat berperan sebagai senyawa antikarsinogenik (antikanker).
Asam laurat merupakan asam lemak berantai sedang yang memiliki potensi sebagai antimikroba dan antifungi. Asam linoleat pada mentega dapat memberikan perlindungan terhadap serangan kanker. Jumlah asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal, dan asam lemak tidak jenuh majemuk pada mentega masing-masing 47,35; 26,10; dan 2,24 g per 100 gram. Jumlah asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal, dan asam lemak tidak jenuh majemuk pada margarin masing-masing 29,02; 34,61; dan 13,78 g per 100 gram. Dari perbandingan tersebut jelaslah bahwa mentega mengandung kadar asam lemak jenuh lebih tinggi, tetapi memiliki asam lemak tidak jenuh yang lebih rendah dibandingkan margarin. Dari titik pandang kesehatan, tentu saja asam lemak tidak jenuh, yaitu omega-3 dan omega-6, yang terdapat pada margarin lebih menguntungkan daripada asam lemak jenuh yang terdapat pada mentega. Meski sedikit, mentega juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6. Selain itu, mentega mengandung glycospingolipid, yaitu suatu asam lemak yang dapat mencegah infeksi saluran pencernaan, terutama pada anak-anak dan orangtua. Karena terbuat dari krim susu, tentu saja kandungan kolesterol mentega lebih tinggi dibandingkan dengan margarin yang terbuat dari minyak nabati. Kadar kolesterol tinggi tidak selalu berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan sebaliknya, kolesterol memegang peran penting dalam fungsi organ tubuh. Kolesterol berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu progestron, estrogen, testosteron, dan kortisol. Hormon-hormon tersebut diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologis tubuh. Kadar kolesterol yang sangat rendah dapat mengganggu proses menstruasi dan kesuburan, bahkan menyebabkan kemandulan, baik pada pria maupun wanita.
9.     Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan yang banyak digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Penggunaan minyak goreng ini sebagai media penggorengan yang bertujuan untuk menjadikan makanan gurih dan renyah, meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur dan pembawa rasa.
Minyak goreng berasal dari bahan baku seperti kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai, biji bunga matahari dan lain-lain. Kandungan utama dari minyak goreng secara umum adalah asam lemak yang terdiri dari asam lemak jenuh (saturated fatty acids) misalnya asam plamitat, asam stearat dan asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) misalnya asam oleat (Omega 9) dan asam linoleat (Omega 6). Asam lemak tak jenuh ini yang memiliki ikatan karbon rangkap, yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain, sampai mendapatkan komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh. Komposisi dan kandungan bermacam-macam asam lemak ini yang sangat menentukan mutu dari minyak goreng.
Penyebab perubahan atau kerusakan minyak goreng terutama minyak nabati, baik secara fisik atau kimia, salah satunya karena proses oksidasi. Minyak dengan kandungan asam lemak tak jenuh ini dapat teroksidasi secara spontan oleh udara dalam suhu kamar. Oksidasi spontan ini secara langsung akan menurunkan tingkat kejenuhan minyak, dan menyebabkan minyak menjadi tengik. Peristiwa ketengikan (rancidity) lebih dipercepat apabila ada logam (tembaga, seng, timah) dan terdapat panas (cahaya penerangan). Oleh karena itu kerusakan minyak goreng bisa terjadi karena kondisi penyimpanan yang kurang baik dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu sebaiknya disimpan dalam tempat tertutup dan tidak langsung terkena cahaya matahari. Jika minyak goreng berbau tengik sebaiknya tidak digunakan, karena telah rusak.
Dengan proses penggorengan yang bersuhu tinggi, ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh akan terurai menjadi jenuh. Pada saat pemanasan akan terjadi proses degradasi, oksidasi dan dehidrasi dari minyak goreng. Penggunaan yang berkali-kali dapat menyebabkan ikatan rangkap teroksidasi membentuk gugus peroksida dan monomer siklik. Dengan proses pada suhu tinggi tersebut juga menyebabkan reaksi dekomposisi karena panas dan terbentuk akrolein, senyawa yang bersifat racun. Jadi proses pemanasan pada minyak goreng akan dapat membentuk radikal bebas dan senyawa toksik yang bersifat racun.
Oleh karena itu, sebaiknya memang minyak goreng tidak digunakan berulangkali. Apalagi jika berubah warna kehitaman, sebaiknya langsung dibuang meskipun baru dipakai sekali. Sebagai contoh, ketika menggoreng ikan, maka untuk sekali pakai minyak sudah berubah warna menjadi kecoklatan atau kehitaman. Sangat penting untuk menyesuaikan jumlah minyak goreng dengan bahan makanan yang hendak digoreng, sehingga tidak perlu ada minyak ‘jelantah’ atau minyak bekas yang jumlahnya berlebihan sehingga dibuang-pun tidak masalah. Selain itu juga perhatikan urutan menggoreng bahan yang rasanya sama terlebih dahulu. Misalnya setelah menggoreng tahu, tempe, baru terakhir menggoreng ikan.
Warna minyak goreng secara alamiah adalah kekuningan, karena bahan yang terkandung dalam minyak dan ikut terekstrak bersama minyak. Zat warna tersebut antara lain Î± dan Î² karoten yang berwarna kuning dan xantofil yang berwarna kuning kecoklatan. Sedangkan warna gelap, berasal dari degradasi zat warna alamiah atau oksidasi vitamin E (tokoferol) dan bahan untuk membuat minyak yang telah rusak yang dapat terikut dalam produk minyak goreng. Jadi minyak goreng yang berwarna tidak gelap adalah lebih bagus. Selain itu ada beberapa catatan kecil tentang minyak goreng ini. Biasanya dalam iklan ada keunggulan yang ditawarkan oleh berbagai iklan minyak goreng, namun dalam hal ini ada yang perlu dikritisi.

10. Asam Cuka
Asam cuka atau asam asetat (acetic acid) adalah senyawa kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan, selain dapat berfungsi juga sebagai pengawet bahan makanan. Asam cuka encer merupakan golongan asam lemah yang paling aman bagi tubuh. Selain dalam makanan, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air dalam rumah tangga. 
Selain digunakan dalam industri makanan dan rumah tangga, asam asetat juga digunakan dalam industri produksi polimer dan berbagai macam serat dan kain, dan industri obat-obatan. Asam asetat yang digunakan dalam industri makanan haruslah asam cuka makan. Asam asetat encer, seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.
Komposisi utama cuka terdiri dari asam asetat atau lebih dikenal asam cuka (acetic acid), juga mengandung asam amino (amino acid), asam organik (organic acid), zat gula (saccharides), vitamin B1 dan B2. Cuka memiliki beberapa fungsi, antara lain: membasmi kuman, menghilangkan racun dan bau amis. Ketika membuat ikan asinan, tambah sedikit cuka akan hindarkan remuk dan busuk. Dalam pengolahan hidangan seafood mentah seperti oyster dan kepiting laut, menggunakan cuka akan mampu membasmi kuman dan hilangkan rasa amis dalam 10 menit.
HAKIKAT KIMIA
A.    Kedudukan Kimia dalam SAINS

Kimia termasuk salah satu rumpun  mata pelajaran IPA SMA yang dibangun atas dasar produk ilmiah,  proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, kimia dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).

Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Ilmu kimia termasuk dalam ilmu sains yang merupakan aktivitas penelusuran untuk mencapai pengertian dan jawaban yang memuaskan tentang beberapa realita, dimana pengertian itu diperoleh dengan cara mempelajarai prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang berlaku yang dapat diuji dengan eksperimen. Mempelajari  sains melibatkan penggalian fakta-fakta melalui observasi, pengukuran, klasifikasi dan penggorganisasian fakta–fakta yang diperoleh tersebut.

Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat komponen antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai sikap, dan sains sebagai teknologi.

Bridgstock Martin (1998: 6) menyebutkan, Concise Oxford Dictionary mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sistematis dan teroganisasi. Definisi tersebut di atas dapat diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh, disusun dengan cara melakukan observasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian   seterusnya saling kait-mengait antara yang satu dengan cara yang lain.
Sains berkiatan dengan bukti dan teori. Bukti-bukti diperoleh dari eksperimen. Untuk menjelaskan bukti-bukti, teori-teori dikemukakan kemudian diuji untuk melihat kebenaran teori sesuai dengan pengamatan. Hubungan yang pasti antara teori dan bukti adalah sangat kompleks, dan pada taraf ini kita mencatat bahwa sains melibatkan kedua-duanya.

2.     Kimia sebagai Proses
Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA (Kimia) bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Sebagai proses dapat diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan maupun untuk menemukan pengetahuan baru.

Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.  Salah satu tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, merupakan proses ilmiah yang harus dilakukan untuk memperoleh suatu pengetahuan yang baru bagi peserta didik.

Kimia sebagai proses mengandung  pengertian cara berpikir dan bertindak  untuk menghadapi  atau  merespons  masalah-masalah yang ada di lingkungan.  Jadi,  kimia sebagai proses  menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang  kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.
Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan sains, misalnya:
a.          Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
b.          Menentukan apa yang diukur dan diamati,
c.          Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan, mengklasifikasikan,
d.         Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
e.          Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan keterampilan dalam mencari kesimpulan hasil pengamatan,
f.           Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil pengamatan, dan
g.          Keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Selain itu adalah keterampilan dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep dalam situasi baru, menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, maupun dalam menyusun hipotesis.
Contoh kimia sebagai proses dalam pembelajaran adalah peserta didik melakukan eksperimen tentang larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan alat uji elektrolit, persiapan bahan, melakukan eksperimen, kemudian dilakukan pengambilan data, lalu data yang telah diperoleh tadi diolahan dan dilakukan penafsiran data untuk memperoleh kesimpulan. Kemudian peserta didik menyampaikan hasil percobaan secara lisan atau tertulis.  Ini merupakan contoh dari proses kimia untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.

3.    Kimia sebagai Produk
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta,  konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan untuk  penyebaran pengetahuan.

Semua fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori dalam kimia merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui bebagai macam proses sains.

Fakta-fakta dalam kimia contohnya seperti larutan NaCl dapat menghantarkan arus lisrik, fakta ini diperoleh melalui hasil percobaan yang telah dilakukan. Para ilmuan mencari tahu kenapa larutan NaCl dapat menghasilkan arus listrik, setelah diselidiki ternyata NaCl dapat terionisasi dalam air menjadi ion-ionnya, sehingga dapat menghatarkan arus listrik.

Hukum-hukum kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), hukum perbandingan volume (Hukum  Gay – Lussac) dan lain sebagainya.

Teori – teori dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori atom demokritus hingga teori atom mekanika kuantum merupakan  produk yang lahir dari proses berpikir secara ilmiah,  teori yang lain seperti teori asam-basa dimulai dari teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lowry, teori asam-basa Lewis dan lain-lain.  

4.    Kimia sebagai Sikap Ilmiah
Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah menurut beberapa ahli:



B. Hakikat Ilmu Kimia

Ubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi yang menyertai perubahan materi  menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu. Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.

Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan. Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.  Perubahan materi meliputi per

Dalam paparan di berbagai literatur, secara umum menyatakan bahwa saintisme adalah suatu istilah yang digunakan oleh para filsuf untuk menggambarkan apa yang mereka lihat sebagai pemujaan ilmu pengetahuan, yakni suatu sikap yang ironisnya banyak ditemukan di kalangan intelektual. Para pemikir dan pengkritik saintisme berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bukanlah satu – satunya jenis kegiatan intelektual manusia yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan juga tidak seharusnya mendapatkan status yang istimewa, karena dianggap sebagai satu–satunya jalan yang dapat ditempuh manusia untuk sampai pada pengetahuan.
Dalam kehidupan nyata sekarang ini, beberapa orang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan telah memberikan kemudahan pada manusia yang seharusnya tidak perlu. Artinya, kita akan hidup jauh lebih baik dan manusiawi tanpa adanya ilmu pengetahuan. Argumen terakhir ini mungkin relevan, jika ditempatkan pada persoalan tentang penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Banyak antropolog juga berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Eropa memiliki arogansi kultural, sehingga ilmuwan barat seringkali memandang rendah kebudayaan–kebudayaan lainnya di luar kebudayaan barat.
Metode pendekatan di dalam ilmu–ilmu alam memiliki koherensi dan akurasi yang lebih tinggi daripada ilmu–ilmu sosial. Para ilmuwan sosial telah melakukan analisis yang juga dengan pendekatan ilmu-ilmu alam. Hasilnya adalah banyaknya penggunaan rumusan matematis dan metode statistik di dalam ilmu–ilmu sosial. Di dalam sejarahnya, fisika mengalami perkembangan yang sangat pesat, ketika Galileo memutuskan untuk menerapkan metode matematis untuk mendeskripsikan gerak benda – benda. Keberhasilan ini mempengaruhi para ilmuwan sosial untuk menggunakan metode yang sama untuk mengembangkan ilmu–ilmu sosial. Tentu saja, argumen ini punya pengandaian dasar yang problematis, bahwa objek penelitian di dalam ilmu–ilmu alam dan ilmu–ilmu sosial memiliki kualitas yang sama yang dapat dimatematiskan.


Berfikir radikal merupakan awal lahirnya kimia. Dahulu, ilmuwan menganggap secara radikal atau bebas tentang definisi atom dan model atom. Pikiran radikal diperoleh dari dari kemauan dan kemampuan suatu otak untuk memikirkan sesuatu yang abstrak ataupun empriris. Cara berpikir radikal ini, mempunyai manfaat yang besar dalam perkembangan dunia kimia. Salah satu mendorong ilmuwan untuk melakukan perenungan berpikir untuk menemukan kelanjutan dari pikiran radikalnya. Banyak sekali muncul teori-teori tentang atom yang yang diawali oleh berfikir yang pokok atau fundamental dari fenomena dasar mengenai penyusun suatu materi.

Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.

Fakta yang terdapat di alam mempunyai banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari ciri pemikiran filsafat yang telah dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap kritis terhadap suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi pertanyaan terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh ; fakta kimia yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan ; apa yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dan apa yang menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-elektrolit, dan lain-lain.

 Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan industri dan perdagangan, kesehatan, dan berbagai bidang lain. Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan dan pengembangan material dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan lebih ramah lingkungan.
KESIMPULAN
Objek filsafat adalah mengambil alih berbagai hasil sains, menambahkan pada hasil-hasil sains yang diambil alih tersebut dengan berbagai hasil pengalaman etis dan religius umat manusia kemudian merefleksikannya secara keseluruhan. Harapannya, dengan pengertian seperti ini kita bisa mencari beberapa kesimpulan umum seperti sifat-sifat dasar atau hakikat alam semesta, kedudukan dan harapan-harapan kita di alam semesta.
Zaman ini sains lebih bersufat kuantitatif daripada kualitatif. Sifat ini mengungkapkan hubungan tentang intensitas (keterarahan) dua fenomena. Sebagai contoh, intensitas pada arus listrik dan pada penerangan sebuah lampu pijar. Untuk mengimbangi pada ketidakmampuhannya dalam menjawab pertanyaan "bagaimana" yaitu dengan menampilkan kekayaannya akan data seperti melalui pertanyaan "berapa banyak". Riset monograf dan textbook mirip dengan menekankan pada hubungan kuantitatif yang bisa diobservasi dan jarang pergi jauh ke dalam daerah pedalaman spekulatif dimana pertanyaan "bagaimana" harus mendahului "berapa banyak". Usaha mempelajari hubungan kuantitatif terlalu sering meninggalkan bukan hanya instruktur tetapi juga waktu luang pelajar untuk lebih banyak melakukan penyelidikan atau spekulasi seperti terhadap mekanisme hubungan kuantutatif itu sendiri.