D.I. Pandjaitan
|
|
|
|
Meninggal
|
|
Pekerjaan
|
|
Pasangan
|
Marieke Pandjaitan br Tambunan
|
Anak
|
1. Catherine Pandjaitan
2. Masa Arestina
3. Ir (Ing) Salomo Pandjaitan
5. Tuthy Kamarati Pandjaitan
6. Riri Budiasri Pandjaitan
|
Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, 19 Juni 1925.
Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar, kemudian masuk Sekolah Menengah
Pertama, dan terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika ia tamat Sekolah
Menengah Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga ketika masuk
menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, ia
ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya.
Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama
para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian
menjadi TNI. Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon,
kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada
tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara
Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia
diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun
1956, ia ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa
tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, ia pun pulang ke Indonesia.
Namun tidak lama setelah itu yakni pada tahun 1962, perwira yang pernah menimba
ilmu pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini,
ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).
Jabatan inilah terakhir yang diembannya saat peristiwa G 30/S PKI terjadi.
Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat
prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata
dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa
senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan
dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging
Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giatnya mengadakan
persiapan melancarkan pemberontakan.
0 komentar:
Posting Komentar