Peran Kimia dalam Kehidupan
Bahan Kimia dalam Berbagai Produk
Perkembangan ilmu kimia yang siknifikan mengakibatkan
produk-produk yang dibutuhkan manusia juga menggunakan bahan kimia. Banyak
sekali produk-produk yang menggunakan bahan kimia antara lain:
1. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena
sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-sarana
publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan air, sabun secara efektif mengikat
partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara
berkembang, detergen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat
bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak juga sabun yang merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang
dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium
hidroksida) pada suhu
80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali
yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau
dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak
tumbuhan, seperti minyak
zaitun.
Kandungan utama sabun adalah Na-karboksilat (RCOONa),
sabun mandi dibuat dari campuran basa dengan minyak. Umumnya basa yang
digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Pada beberapa sabun mandi ditambahkan
sulfur yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam mandi merupakan zat aditif yang
berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran sabun mandi. Garam mandi
umumnya mengandung garam-garam anorganik, minyak esensial dan pewangi.
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) adalah bahan kimia
berbahaya bagi kulit yang biasanya dapat ditemukan dalam produk-produk seperti:
pada pasta gigi dan sabun. Bahan kimia ini, merupakan salah satu bahan
pembersih surfaktan yang dapat mengangkat kotoran dan noda minyak. Bahan kimia
ini memiliki sifat sebagai bahan pembersih yang sangat kuat, dan biasanya bahan
kimia ini dicampur ke dalam produk pembersih karena memiliki kemampuan untuk
menghasilkan busa yang banyak.
Namun, meskipun memiliki kemampuan yang kuat sebagai
pembersih, Sodium Lauryl Sulfate (SLS) ini jika digunakan dalam jangka waktu
panjang, dapat mengakibatkan iritasi yang tinggi pada kulit. Dan untuk jangka
pendeknya mengakibatkan alergi, gatal-gatal, kulit kering serta kemerahan. Efek
samping ini dapat terlihat jelas pada orang yang memiliki jenis kulit
sensitive. Selain itu karena daya pembersihnya yang kuat, SLS ini dapat
mengangkat dan mengikis lemak yang sangat berguna bagi kulit. Padahal lemak
memiliki peran yang sangat penting bagi kulit karena dapat melindungi kulit
dari radikal bebas, sengatan sinar matahari dan juga hal-hal yang dapat
mengganggu kesehatan dan kelembaban
kulit, seperti
alergi dan iritasi.
2. Detergen
Detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan
untuk membantu membersihkan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Dibandingkan dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai
daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Sabun cuci pakaian dapat dibagi dua, yaitu sabun dan
detergen. Sabun dan detergen memiliki fungsi yang sama, yaitu bila ditambahkan
ke dalam air, dapat melepaskan kotoran dari suatu benda. Cara kerjanya adalah
menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air mudah membasahi bahan, kemudian
sabun atau detergen menarik kotoran dari bahan, menahan kotoran agar tetap
sebagai suspensi dalam air. Kotoran yang bersifat nonpolar, seperti minyak atau
lemak tidak akan hilang jika hanya dibersihkan menggunakan air. Oleh karena
itu, diperlukan detergen sebagai pembersihnya. Ujung hidrofob detergen yang
bersifat nonpolar mudah larut dalam minyak atau lemak dari bahan cucian. Maka
ketika menggosok atau memeras pakaian membuat minyak atau lemak menjadi
butiranbutiran lepas yang dikelilingi oleh lapisan molekul detergen. Gugus
polarnya berada di luar lapisan sehingga butiran itu larut di air. Detergen
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.
Detergen yang
dibuat dari asam hidrokarbon yang struktur rantainya lurus. Bahan ini dapat
dihancurkan oleh mikroba (Biodegradable).
2.
Detergen yang
dbuat dari asam hidrokarbon yang struktur rantainya bercabang. Bahan ini tidak
dapat dihancurkan oleh mikroba (Unbriodegradable).
Komponen detergen ada 3 yaitu :
1.
Surfaktan
berfungsi meningkatkan daya pembahasan air sehingga kotoran yang berlemak dapat
dibasahi, mengendorkan dan mengangkut kotoran dari kain dan mensuspensikan
kotoran yang telah terlepas, sehingga kotoran tidak menempel kembali pada
barang yang dicuci. Macam-macam surfaktan yang digunakan pada detergen yaitu:
· Linear alkil benzena sulfanat (LAS), etoksisulfat,
alkil sulfat, memiliki daya bersih yang sangat baik, dengan busa yang
sangat banyak, biasanya digunakan untuk pencuci kain dan pencuci piring.
· Etoksilat, dapat mencuci dengan baik hampir semua
jenis kotoran dan dapat bekerja di air sadah (air yang kandungan mineralnya
tinggi).
· Amonium kuarterner digunakan pada pelembut (softener).
· Imidazolin dan betain, digunakan untuk pencuci
alat-alat rumah tangga.
2. Penguat
(builder) berfungsi meningkatkan efesiensi surfaktan, membantu menciptakan
kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih
baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas.
Builder yang digunakan adalah senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium
karbonat, natrium silikat atau zeolet.
3. Parfum, berfungsi memberi
aroma pada sabun atau deterjen.
3. Pasta Gigi
Hampir setiap hari orang memakai pasta gigi, karena
tidak ingin sakit gigi. Sakit gigi umumnya disebabkan karies atau disebut
demineralisasi (penghilangan mineral). Karies timbul karena adanya plak gigi
yang merupakan lengketan bakteri dan produk-produk yang terbentuk pada
permukaan gigi. Jenis bakteri ini dapat meningkatkan keasaman gigi, akibatnya
email gigi ikut larut dan timbullah karies. Umumnya pasta gigi mengandung
fluorida yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan kalsium.
Berikut ini beberapa jenis zat kimia yang terkandung di dalam pasta gigi:
1.
Formaldehida /
Formalin
Semua pasta gigi pasti mengandung formaldehida,
Formaldehida membunuh semua bakteri kecil yang naik ke gigi setelah makan atau
tidur. Jika formaldehida sengaja tertelan dalam jumlah banyak, akan berakibat
fatal. Akibat dari mengkonsumsi formaldehida adalah beberapa penyakit berbahaya
yaitu: penyakit kuning, kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan kematian.
Fungsi Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi
sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai
bahan pengawet.
2.
Minyak
Peppermint
Minyak peppermint mengikat nafas segar, dan membuat
nafas segar menjadi tahan lama, minyak peppermint dapat menyebabkan denyut nadi
lambat, mulas, dan tremor otot jika dikonsumsi.
3.
Paraffin
Paraffin yang membuat pasta menjadi halus. Pada saat
menyikat gigi sabagian paraffin akan tertinggal di sikat gigi. Jika paraffin
tertelan akan mengakibatkan sakit perut, mual, muntah, dan sembelit besar.
4.
Gliserin Glikol
Gliserin glikol ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk
mencegah pasta terlalu kering. Gliserin glikol juga ditemukan di antibeku.
Gliserin meskipun tidak beracun, dapat menyebabkan mual jika tertelan.
Fungsinya adalah untuk mengikat air / pelembab sehingga cream selalu basah dan tidak cepat mengering di udara bebas.
Fungsinya adalah untuk mengikat air / pelembab sehingga cream selalu basah dan tidak cepat mengering di udara bebas.
5.
Titanium
Dioxide
Titanium dioxide umumnya digunakan sebagai salah satu
bahan pembuat pasta gigi, titanium dioxide biasanya dapat ditemukan di dalam
cat putih. Titanium dioxide memberikan efek aman pada gigi, seperti dinding
gigi menjadi bersih dan putih. Titanium dioxide jika tertelan tidak akan
berbahaya.
6.
Sakarin
Sakarin adalah salah satu bahan yang terdapat dalam
pasta gigi, Sakarin telah menjadi topik hangat setiap perdebatan sejak Theodore
Roosevelt di Gedung Putih. USDA mencoba melarang menggunakan subtansi pada
tahun 1972, meskipun sakarin dianggap aman.
7.
Menthol
Menthol adalah salah satu bahan yang ditambahkan ke
dalam pasta gigi. Menthol membuat nafas menjadi segar.
8.
Kalsium
Gliserofosfat (CaGP)
9.
Natrium
Monofluorofosfat (NaFPO4)
4.
Sampo
Sampho berfungsi membersihkan rambut. Jika tidak
menggunakan sampo dapat menyebabkan adanya ketombe di kulit kepala. Penyebab
ketombe adalah polusi udara dan masalah psikis seperti stress. Seseorang yang
berketombe akut akan mengalami kerusakan kulit kepala, mulai dari rasa gatal
hingga infeksi.
Beberapa kandungan kimia berbahaya yang terdapat pada sampo sebagai
berikut:
1.Sodium Lauryl atau Laureth Sulfate
Bahan ini sering digunakan sebagai salah satu bahan
yang terkandungan dalam deterjen dan bahan pembersih di industri.
2.Formaldehyde
Bahan kimia ini ternyata bisa menyebabkan alergi,
sakit kepala dan kelelahan. Selain itu, zat berbahaya ini juga dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah terserang penyakit berbahaya.
3.Parabens
Kandungan parabens di dalam sampo ternyata dapat
mempengaruhi tingkat hormon estrogen. Sehingga terjadi ketidakseimbangan hormon
tubuh.
4.Isopropyl Alcohol
Merupakan salah satu bahan pelarut yang sering
ditemukan dalam larutan pewarna rambut dan lotion badan. Jika bahn ini terhirup
secara berlebihan, maka zat kimia ini dapat mengakibatkan sakit kepala, pusing,
dan mual.
5.Propylene Glicol
Biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan shampo
dan kondisioner rambut. Zat kimia ini bisa dengan mudah menembus kulit
kepala dan menyerap protein-protein di dalamnya. Dan sebagai akibatnya, kulit
kepala menjadi semacam kendur dan lunak.
6.Sodium Lauryl Sulphate (SLS) dan Sodium Laureth Sulphate
(SLES)
Dua jenis zat kimia ini umumnya digunakan untuk
pembuatan kondisioner rambut. Kedua zat ini dapat membatasi atau menghambat
pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. Sodium Lauryl Sulphate (SLS)
ternyata juga dapat mengakibatkan katarak pada mata ketika terserap oleh kulit
kepala. Meskipun tanpa adanya kontak langsung dengan mata.
7.Formaldehida
Bahan yang satu ini dikenal sebagai urea doazolidinyl,
urea imidazolidinyl, dan quarternium-15. Diketahui merupakan bahan
yang biasa digunakan untuk pembalseman.
8.FD & C Colour Pigments
Bahan pewarna dalam sampo ini ternyata dapat
menyebabkan iritasi pada kulit kepala. Bahkan diketahui salah satu akibatnya
hingga menyebabkan masalah pada saraf.
9.DEA (diethanolamine), MEA (momoethanolamine) TEA
(triethanolamine)
Seringkali kita temukan dalam sampoo sebagai salah
satu bahan penyusunnya. Dan ternyata diketahui merupakan salah satu bahan yang
dapat memicu munculnya kanker.
10.Dietanolamina
Dietanolamina adalah bahan yang tergolong berbahaya
dalam penggunaanya bagi tubuh. Karena ternyata ketika bahan kimia ini bergabung
dengan bahan kimia lain untuk perawatan rambut atau sampo. Dietanolamina dapat
membentuk karsinogenik yang menyebabkan kanker. Karsinogen bersifat mengendap
dan merusak, terutama untuk organ paru-paru. Kondisi seperti ini disebabkan
oleh karsinogen. Zat-zat karsinogen penyebabkan kanker, mengubah asam
deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, sehingga hal ini dapat mengganggu
proses-proses biologis.
Kosmetik
Menjaga penampilan merupakan merupakan sebuah
keharusan di masyarakat modern ini. Terutama para kaum wanita. Biasanya, agar
mereka tampil cantik dan menarik. Mereka tak segan-segan mengeluarkan banyak
uang untuk melakukan perawatan. Banyaknya salon atau rumah-rumah kecantikan
juga tentu menjadi salah satu jadi trend, dimana seseorang tiap bulannya harus
melakukan perawatan agar kaum wanita ini bisa tampil lebih percaya diri.
Sebenarnya melakukan perawatan kecantikan ini sah-sah saja. Asal bahan-bahan
untuk anda melakukan perawatan termasuk kosmetik dam perawatan kecantikan
lainnya terbebas dari zat berbahaya. Zat berbahaya ini biasanya ada terkandung
didalam kosmetik yang anda gunakan, contoh ada zat MEA
(Monoethanolamine), Polietilen Glikol, dan zat-zat berbahaya lainnya yang
jika digunakan untuk tubuh memiliki efet negatif.
Menurut Perkumpulan Ahli Dermatologi, di beberapa negara Eropa dan Amerika. Salah satu
contoh kosmetik yang sering memakai bahan-bahan berbahaya ini adalah
produk-produk perawatan kulit. Produk tersebut biasanya memiliki campuran
bermacam-macam bahan. Untuk itu, anda sebagai konsumen harus memperhatikan
komposisi seperti bahan anti mikroba, bahan anti oksidan, bahan aktif, bahan
pengawet, parfum, serta zat warna. Salah satu produsen kosmetik
ternama di Inggris, menyebutkan bahwa setiap harinya kaum perempuan terpapar
515 bahan kimia dari berbagai produk kecantikan. Bahan kimia tersebut
biasanya adalah bahan dasar untuk produk-produk kecantikan seperti pembersih,
pelembab kulit, perawatan rambut, dan beberapa produk kecantikan lainnya.
Yang perlu anda sadari bahwa bahan bahan tersebut tidak hanya merusak kulit
anda tetapi juga akan menganggu kesehatan anda jika digunakan dalam jangka
waktu yang lama. Beberapa diantaranya malah dapat digolongkan sebagai bahan
karsinogenik (zat yang bisa menyebabkan kanker) dan digunakan oleh perusahaan
kosmetik karena bahan tersebut relatif murah.
Salah satu bahan kimia yang akan kami bahas disini
adalah yang bernama MEA atau bisa disebut juga Monoethanolamine. Menurut
wikipedia, MEA ini adalah senyawa organik dari
golongan amina primer, sekaligus merupakan
golongan alkohol primer. Tidak seperti senyawa amina lainnya,
etanolamina lebih bersifat basa meskipun lemah. Zat berbahaya
yang satu ini biasanya terdapat di produk perawatan kulit dan produk kosmetik.
Seperti: Gelembung Sabun, body washes, sampo, sabun dan pembersih facial.
Efek
dari bahan kimia ini
adalah Jika anda menggunakan kosmetik yang terdapat kandungan MEA, gejala yang
biasa terjadi adalah reaksi alergi atau bisa juga gatal-gatal di kulit. Dan
jika zat ini terus menerus masuk ke tubuh kita, dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker hati dan kanker ginjal.
Kosmetik berfungsi untuk mempercantik wajah dan menyehatkan
kulit. Namun apa yang terjadi jika kosmetik yang digunakan justru
mengandung bahan-bahan berbahaya. Selain dapat menyebabkan kulit menjadi
rusak, kandungan berbahaya dalam kosmetik juga dapat menyerap ke dalam kulit
dan darah sehingga membahayakan kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan Enviromental Working
Group (EWG) terhadap sampel darah dan urine pada 20 remaja putri usia 14-19
tahun menunjukkan adanya kandungan bahan berbahaya. Sebagian merupakan pemicu
kanker, sebagian lagi bisa mempengaruhi keseimbangan hormonal. Pada
penelitian mengidentifikasi tak kurang dari 16 jenis senyawa berbahaya yang
diyakini berasal dari kosmetik baik berupa bedak, parfum dan sebagainya. Ke-16
bahan berbahaya itu lantas dikelompokkan ke dalam 4 golongan.
Lebih dari 3.000 bahan kimia digunakan dalam seluruh
produk kosmetik. Banyak yang berbahaya bagi kesehatan dan kecantikan, namun ada
pula yang aman. Para ahli kesehatan kulit menyatakan, jika sebuah produk
mengandung lebih dari 3 bahan aktif, berarti produk tersebut tidak seperti yang
digambarkan.
Berikut bahan-bahan kimia yang terdapat dalam kosmetik:
1.Paraben
Senyawa yang memiliki nama lain parahydroxybenzoic dan
digunakan juga sebagai pengawet dalam mie instant ini punya efek samping jika digunakan
melebihi ambang batas keamanan. Karena sifatnya mirip dengan hormon esterogen,
di dalam tubuh akan memicu ketidakseimbangan yang bisa meningkatkan risiko
kanker payudara. Dalam kosmetik, paraben sering digunakan sebagai campuran
sabun, sampo, pasta gigi dan deodoran. Meski jarang, kontak langsung dengan
kulit juga bisa menyebabkan alergi pada orang yang sensitif.
2.Phthalate
Bahan ini dugunakan juga dalam pembuatan plastik untuk
memberi sifat elastis atau lentur. Dampaknya bagi kesehatan jika terhirup atau
tertelan dalam kadar tertentu adalah memicu gangguan sistem reproduksi, asma
dan alergi. Dalam kosmetik, phthalate digunakan sebagai pelarut tambahan dalam
berbagai produk pewangi.
3.Pewangi Sintesis
Beberapa spesies binatang mengeluarkan wewangian alami
yang disebut feromon, yang fungsinya adalah untuk menarik pasangan di musim
kawin. Oleh manusia, wewangian ini dibuat tiruannya lalu digunakan dalam
parfum, serta beberapa jenis sabun wangi dan produk perawatan rambut. Beberapa
jenis wewangian sintetis diketahui bisa memicu kanker pada binatang. Meski
belum diuji pada manusia, diduga kuat senyawa ini juga meningkatkan risiko
kanker pada manusia.
4.Triloksan
Secara langsung, triklosan yang digunakan dalam
beberapa produk sabun dan pasta gigi bisa memicu gangguan kesehatan saat
bereaksi dengan lingkungan aquatik atau berair. Salah satunya adalah gangguan
pada keseimbangan hormon tiroid. Penggunaan triklosan secara berlebihan juga
memicu dampak tidak langsung bagi kesehatan, yakni dengan memicu resistensi
atau kekebalan kuman terhadap antibiotik. Dampaknya adalah kemunculan
kuman-kuman super (superbug) penyebab penyakit yang tidak mempan dibasmi dengan
antibiotik.
5.Imidazolidinyl Urea dan Diazolidinyl Urea
Kedua zat kimia ini merupakan pengawet yang paling banyak digunakan selain
Paraben. Kandungan utamanya ialah formaldehyde yang seringkali dipakai untuk
mengawetkan jenazah. Bahan ini memang mampu mengawetkan komposisi dalam
kosmetik, namun terbukti berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
6.PVP / VA Copolymer
Bahan ini berasal dari petroleum (minyak tanah) dan banyak digunakan di
produk hairspray. Selain tergolong dalam kategori toxic, zat kimia ini juga
mengandung partikel yang dapat merusak paru-paru.
7.Sodium Lauryl Sulfate
Sodium Lauryl Sulfate lazim digunakan dalam produk sampo dan
detergen, fungsinya untuk menghasilkan busa yang melimpah. Bahayanya, Sodium
Lauryl Sulfate dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, kerontokan rambut,
ketombe, serta reaksi alergi.
5. Obat
Dari berbagai macam obat untuk kepentingan medis yang
sudah dikenal di pasaran, misalnya beberapa macam obat batuk, sakit kepala,
flu, antibiotik, antihistamin, kosmetik, dan vitamin sebagian besar mengandung
bahan kimia. Bahan kimia obat untuk keperluan medis, baik murni maupun campuran,
memegang peranan penting di dalam masyarakat modern. Obat untuk tujuan medis
secara legal direkomendasikan oleh departemen kesehatan RI, sehingga penggunaan
obat yang tidak seduai aturan medis dapat membahayakan pengguna. Karena
ketidakcocokan, salah obat, atau over dosis (melebihi dosis maksimum) dapat
berakibat serius, misalnya alergi, muntah-muntah, gelisah, kejang-kejang,
hilang kesadaran, bahkan sampai pada tingkat terparah, yaitu kematian.
Perkembangan teknologi farmasi saat ini sudah mencapai
fase designer drug. Obat baru telah dapat dikembangkan hingga ribuan macam
dengan berbagai khasiat dan kegunaan. Globalisasi ikut menerpa Indonesia,
termasuk dalam pemakaian dan masalah penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat
di Indonesiia masih tetap marak. Angka genarasi muda penerus bangsa yang
terpuruk dalam ketergantungan obat terus meningkat. Olah karena ituu
pengetahuan tentang bahan kimia obat sangat diperlukan oleh seluruh lapusan
masyarakat, khususnya oleh pendidik dan siswa.
Dengan mengacu pada Undang-undang farmasi dari WHO,
berdasarkan tingkat keamanannya obat yang beredar secara legal untuk keperluan
medis di Indonesia dikelompokkan menjadi empat kategori yang masing-masing
diberi tanda khusus berupa bulatan dengan warna tertentu, yaitu: obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras, dan obat bius.
Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran
dan dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Obat-obatan kelompok ini
diberi tanda khusus pada kemasan dan label, tanda khusus obat bebas berupa
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: Paracetamol.
Obat Bebas
Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya
termasuk obat yang harus menggunakan resep dokter, tetapi masih dapat dijual
atau dibeli tanpa resep, kelompok obat bebas terbatas diberi khusus pada
kemasan dan labelnya yang berupa lingkaran biru dengan garis tepi berwarna
hitam, pada kelompok obat bebas terbatas diberi tanda peringatan. Ada enam
macam tanda peringatan untuk kelompok obat terbatas, ditulis dengan huruf
berwarna hitam diatas dasar putih. Tanda-tanda peringatan selalu tercantum pada
kemasan obat bebas terbatas, dengan bentuk persegi panjang berukuran panjang
hitam 5 inci, lebar 2 inci dan termasuk pemberitahuan putih. Contoh: CTM
Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di
apotek dengan menggunakan resep dari dokter. Tanda khusus pada kemasan dan
labelnya adalah huruf K dalam lingkaran berwarna merah dengan garis tepi
berwarna hitam seperti gambar di samping. Obat psikotropika adalah obat keras
alami dari sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Contoh: Diazepam, Phenobarbital.
Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintess atau semi sintesis yang dapat menyebaban
penurunan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi dan menghilangkan rasa sakit
serta menyebabkan ketergantungan. Contoh: Morfin.
Berikut adalah obat-obat yang sering digunakan masyarakat luas yaitu jenis
obat berdasarkan indikasi atau penyakit yang dapat disembuhkan:
Obat Flu
Umumnya, penyakit pilek atau influenza disertai demam
dan batuk biasanya, obat untuk meredakan penyakit ini disebut obat flu.
Influenza biasanya di sebabkan oleh virus. Komposisi obat flu terdiri atas obat
analgesik, anti piretik, dekongestan, dan obat alergi.
a) Obat Analgesik dan Antipiretik
Obat-obatan yang termasuk analgesik dan antipiretik, diantaranya asetosal,
asetaminofen, salisilamid, asam mefenamat, dan kafein.
b) Obat Dekongestan
Fenilpropanolamina HCI dan efedrima HCI merupakan contoh obat dekongestan.
Obat ini membantu melegakan saluran hidung sehingga tidak tersumbat.
c) Obat Antialergi
Obat yang termasuk jenis antialergi adalah klorofenilamin maleat dan
dekstrometorfan HBr. Obat generik yang bisa digunakan untuk sakit seperti ini
adalah parasetamol atau asetosal.
Obat Batuk
Batuk umumnya dikelompokan menjadi betuk kering dan
batuk berdahak. Adapun batuk berdahak disebut batuk produktif karena
mengeluarkan banyak dahak. Batuk berdahak umumnya disebabkan oleh flu. Obat
batuk mengandung zat expektoran dan zat anti alergi. Seperti obat anti
influenza, obat batuk tidak boleh digunakan terus menerus.
Obat Sakit
Lambung
Sakit lambung atau sakit mag ringan dapat diobati
dengan antasida, suatu obat yang dapat menetralkan asam lambung. Untuk
mengatasi rasa kembung pada lambung digunakan senyawa simetikon, sedangkan
untuk mengurangi kejang perut digunakan senyawa papaverina HCI.
Obat Diare
Obat diare bersifat atsorptif sehingga dapat menyerap racun dari dalam
tubuh. Zat aktifnya berupa karbon aktif, silicon dioksida, kaolin, dan pectin
selain itu dapat juga di gunakan zat yang bersifat astringent yang dapat
mengecilkan jaringan, yang membuatnya pesat misalnya tannin yang terdapat dalam
teh pekat atau daun jambu.
6. Susu
Peneliti di London, menemukan dalam segelas susu terdapat campuran hingga
20 macam bahan kimia. Campuran tersebut mulai dari obat penghilang rasa sakit,
antibiotik dan zat pertumbuhan hormon.
Menggunakan tes yang sangat sensitif, mereka menemukan sejumlah bahan kimia
yang digunakan untuk mengobati penyakit pada hewan dan manusia, dengan
menggunakan sample pada sapi, kambing, dan air susu ibu.
Dosis obat pada bahan kima tersebut memang kecil untuk berefek pada orang
yang meminumnya. Tetapi, hasil tersebut menunjukan bagaimana bahan kimia buatan
manusia sekarang ditemukan di seluruh rantai makanan. Bahkan, jumlah tertinggi
penggunaan bahan kimia banyak ditemukan dalam susu sapi.
Para peneliti percaya beberapa obat dan promotor pertumbuhan diberikan
kepada ternak guna mendapatkan susu melalui pakan ternak yang telah
terkontaminasi. Tim peneliti Spanyol dan Maroko menganalisis 20 sampel susu
sapi yang dibeli di Spanyol dan Maroko, bersama dengan sampel susu kambing dan
air susu ibu.
Kerusakan tersebut mereka publikasikan dalam Journal of Agricultural and
Food Chemistry yang menyatakan bahwa susu sapi mengandung sisa anti-inflamasi
obat asam niflumic, asam mefenamat dan ketoprofen. Biasanya digunakan sebagai
obat penghilang rasa sakit pada hewan dan manusia.
Tidak hanya itu, dalam susu tersebut juga mengandung hormon 17 beta
estradiol, suatu bentuk estrogen hormon seks. Hormon terdeteksi pada tiga
sepersejuta gram dalam setiap kilogram susu, sedangkan dosis tertinggi asam
niflumic kurang dari sepersejuta gram per kilogram susu. Namun, para ilmuwan,
yang dipimpin oleh Dr Evaristo Ballesteros, dari University of Jaen di Spanyol,
mengatakan,”teknik mereka bisa digunakan untuk memeriksa keselamatan makanan
jenis lain”.
7. Keju
Rasa dan aroma (flavor) pada keju dikenal sebagai faktor penentu yang
signifikan dalam penerimaan dan kualitas keju. Flavor pada keju juga dipakai untuk
membedakan satu jenis keju dengan jenis lainnya. Di Indonesia, keju yang banyak
dikenali adalah jenis keju cheddar, terutama keju cheddar olahan. Karena flavor
keju cheddar tersebut relatif ringan maka sering disebut sebagai keju muda,
sedangkan keju jenis lain, misalnya edam dan gouda, dengan flavornya yang lebih
tajam dan kuat sering disebut sebagai keju tua.
Pembentukan
flavor pada saat fermentasi keju dihasilkan dari rangkaian proses biokimia
kultur mikroba yang menghasilkan enzim dan enzim yang memang sengaja
ditambahkan. Proses biokimia pada saat fermentasi keju yang utama adalah
glikolisis, proteolisis, dan lipolisis. Ketiga proses tersebut menghasilkan
kompleks bahan pengaroma yang sulit untuk dibuat tiruannya secara kimia. Proses
glikolisis yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat oleh
bakteri starter mesofilik. Terbentuknya asam laktat akan memberi kontribusi
terhadap flavor keju yang dihasilkan. Pada umumnya, keju mempunyai kadar lemak
yang cukup tinggi. Fraksi lemak di dalam keju berperan dalam pembentukan flavor
khas dari keju dan teksturnya. Biasanya, semakin tinggi kadar lemaknya dapat
menyebabkan flavornya semakin gurih dan juga kejunya akan bertekstur lebih
lunak dan elastis, sedangkan jika lemaknya semakin rendah cenderung kurang
gurih, lebih keras, kurang elastis, dan kurang halus teksturnya. Pada keju yang
dibuat dengan menggunakan susu tanpa lemak, maka aromanya tidak sepenuh yang
menggunakan susu dengan lemak normal.
Lemak susu dalam pembuatan keju mengalami hidrolisis oleh enzim lipase dan esterase menghasilkan asam lemak bebas, digliserida, mono gliserida dan kemungkinan gliserol. Asam lemak bebas berkontribusi terhadap aroma yang dihasilkan. Selain hidrolisis, juga dapat terjadi reaksi oksidasi meskipun sangat kecil. Jika reaksi oksidasi terlalu besar, maka dapat menyebabkan aroma tengik yang tidak dikehendaki.
Lemak susu dalam pembuatan keju mengalami hidrolisis oleh enzim lipase dan esterase menghasilkan asam lemak bebas, digliserida, mono gliserida dan kemungkinan gliserol. Asam lemak bebas berkontribusi terhadap aroma yang dihasilkan. Selain hidrolisis, juga dapat terjadi reaksi oksidasi meskipun sangat kecil. Jika reaksi oksidasi terlalu besar, maka dapat menyebabkan aroma tengik yang tidak dikehendaki.
Selama proses pembuatan keju dan pemeramannya, juga terjadi dekomposisi
protein susu kasein secara perlahan oleh adanya enzim-enzim protease yang
berasal dari koagulan, susu, dan mikroba. Kasein mengalami proteolisis menjadi
peptida dan asam amino yang dapat mempengaruhi rasa keju termasuk rasa pahit
yang kurang dikehendaki. Untuk mendapatkan flavor keju yang dapat diterima,
pemecahan protein susu tersebut harus dikendalikan dengan seimbang. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi proteolisis dalam pemeraman keju adalah pH,
kadar air, rasio serum terhadap susu, suhu, dan waktu pemeraman.
Secara teori, flavor yang terdapat pada keju merupakan kumpulan senyawa yang
membentuk keseimbangan komponen dan konsentrasi dari berbagai senyawa flavor
dan aromatik. Jika keseimbangannya tidak tercapai, maka flavor kejunya akan
menyimpang. Berbagai studi terhadap flavor keju cheddar dan jenis lain telah
dilakukan untuk mengenali komposisinya, namun belum dapat memberikan hasil yang
cukup untuk menghasilkan duplikatnya dengan menggunakan senyawa-senyawa murni.
Perbedaan cara pengolahan juga dapat mempengaruhi flavor yang dihasilkan.
Pada awalnya susu yang diolah menjadi keju cheddar di peternakan tradisional
tidak di pasteurisasi dan menggunakan enzim rennin yang berasal dari sapi.
Proses pengolahan yang lebih modern menerapkan pasteurisasi dan menggunakan
enzim yang berasal dari mikroba. Pengolahan modern ini menghasilkan keju cheddar
yang flavornya ringan dan hanya diperam singkat untuk menghasilkan keju muda.
Jika diperam lebih lanjut, flavornya tidak seperti flavor keju cheddar yang
dihasilkan dengan cara tradisional. Flavor cheddarnya cenderung kurang dan
sering muncul rasa pahit yang kurang dikehendaki.
Kultur starter dengan strain yang berbeda juga berperan dalam pembentukan
flavor keju. Intensitas flavor akan meningkat secara signifikan dengan hadirnya
mikroba yang ada di sekitar proses pembuatan, khususnya bakteri asam laktat
yang bukan berasal dari kultur starter. Hal inilah yang menyebabkan keju
cheddar yang berasal dari pabrik yang berbeda akan menghasilkan flavor cheddar
yang juga berbeda. Demikian juga halnya dengan jenis keju yang lain.
Setiap komponen senyawa aroma mempunyai ciri khas aroma tersendiri.
Beberapa contoh diantaranya memberikan ciri aroma keju. Senyawa kimia
δ-Dodecalactone memberikan ciri aroma keju dan aroma kelapa, senyawa kimia
3-Methylbutanoic acid (isovaleric acid) memberikan aroma keju Swiss, waxy,
sweaty. Senyawa kimia n-Pentanoic acid memberi aroma keju Swiss.
8. Mentega
Mentega adalah produk minyak hewani, bukan produk nabati. Mentega merupakan
masa dari lemak susu yang dihasilkan dengan penumbukan krim susu atau susu
penuh. Penemuan mentega sudah berabad-abad lamanya. Orang yang pertama-tama
secara kebetulan melihat terjadinya mentega sewaktu membawa susu dalam kantong
kulit di atas kuda. Akibat pengocokan ini maka terjadilah gumpalan lemak yang
merupakan awal mentega.
Orang India dahulu menumbuk susu dalam bejana-bejana logam atau tanah
dengan cara agitasi atau memukul-mukul dengan tongkat berputer, yang serupa
dengan prinsip kerja dasher churn modern. Orang Arab menumbuk
susu dengan susu dalam kantong-kantong kulit dengan cara agitasi kantong itu ke
muka dan ke belakang, yang serupa dengan prinsip kerja revolving churn modern.
Sekarang ini cara memperoleh mentega sudah bisa dilakukan secara kontinyu
tidak dilakukan secara batch saja. Dengan cara kontinyu ini,
pengendalian kerusakan mikrobiologis dapat lebih sederhana.
Bahan dasar mentega adalah susu. Agar tidak terbuang percuma, dan gizi susu
tetap dapat dimanfaatkan, maka susu diolah menjadi mentega. Susu untuk bahan
dasar mentega adalah susu segar berkualitas baik, sedangkan bahan penunjang,
seperti garam, emulsifier, starter, pewarna, dan esens rasa
ditambahkan agar mentega memiliki warna, tekstur, aroma, dan rasa yang lebih
baik.
Pembuatan mentega diawali dengan memisahkan krim atau kepala susu dari susu
segar. Krim susu kemudian dibubuhi zat penetral sehingga tidak asam dan tidak
menggumpal. Agar krim susu tersebut tidak cepat rusak, dilakukanlah proses
pasteurisasi. Krim dipanaskan pada suhu 850C, kemudian
dilakukan pematangan dengan pemberianstarter. Untuk mendapatkan tekstur
yang padat, dilakukanchurning, pengocokan atau pengadukan. Proses ini
membuat butiran lemak menjadi kompak dan semipadat.
Pada proses ini
terjadi pemisahan dua fase, yaitu fase lemak terdiri atas lemak, mentega, dan
fase air yang melarutkan berbagai zat yang terdapat dalam susu.
Gumpalan-gumpalan lemak susu dipisahkan dari bagian lain dan dicuci dengan air
dingin yang beberapa kali diganti dengan air baru untuk menghilangkan susunya,
mentega diberi garam, hal ini untuk mengeluarkan air yang tersisa dalam lemak
susu (butter fat).Hasilnya adalah mentega seperti yang kita kenal. Warna
kuning pada mentega disebabkan oleh zat warna karoten dalam krim.
Mentega biasanya mengandung air 15%, sebagian dari jumlah tersebut dalam
bentuk teremulsifikasi. Mentega harus memiliki kadar lemak minimal 80%.
Tingginya kadar air dalam mentega akan menyebabkan mentega mudah menjadi tengik
bila disimpan pada tempat yang hangat. Salah satu asam lemak yang dilepaskan
adalah asam butirat yang berantai pendek, mudah menguap, dan berbau tidak enak.
Jenis Mentega dibedakan berdasarkan cita rasa, tekstur, dan warnanya.
Dilihat dari bahan dasarnya, mentega terbagi atas dairy butter yaitu
mentega yang terbuat dari krim segar, dan creamy butter yaitu
mentega dengan bahan dasar krim yang diperam. Berdasarkan penambahan garam yang
berpengaruh terhadap rasa dibedakan menjadi mentega tawar (Unsalted butter)
dan mentega asin (salted butter). Berdasarkan proses fermentasinya
dibedakan menjadi mentega dengan fermentsi (pasteurized cream) dan
mentega tanpa pasteurisasi (unpasteurized cream). Sedangkan berdasarkan
jenisstarternya dibedakan menjadi mentega krim manis (sweet cream
butter) dan mentega tanpa starter atau mentega krim asam (sour
cream butter).
Nilai gizi mentega banyak tergantung pada lemak dan
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang
sangat baik dan merupakan makanan berenergi tinggi, tidak mengandung laktosa
dan mineral serta berprotein rendah. Komposisi mentega umumnya terdiri
dari lemak susu 82,5%, air 14%, garam 2,5% dan mineral 1%, juga mengandung
vitamin A, D, dan E dari susu sendiri dan sebagian ditambahkan (fortified)
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3744-1995), mentega adalah
produk makanan berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak atau krim susu atau
campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau bahan lain yang
diizinkan, serta minimal mengandung 80% lemak susu. Selain garam dapur,
ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat pewarna, dan bahan pengawet
(misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega merupakan campuran 18 persen air
yang terdispersi pada 80% lemak, dengan sejumlah kecil protein yang
bertindak sebagai zat pengemulsi. Mentega dapat dibuat dari lemak susu
(terutama lemak susu sapi) yang manis (sweet cream) atau asam. Mentega dari
lemak susu yang asam mempunyai cita rasa lebih kuat. Lemak susu dapat dibiarkan
menjadi asam secara spontan atau melalui penambahan inokulum murni bakteri asam
laktat (proses fermentasi). Mula-mula lemak susu dinetralkan dengan garam
karbonat, kemudian dipasteurisasi dan diinokulasi dengan bakteri yang dapat
menghasilkan asam laktat selama proses fermentasi. Bila perlu, ditambahkan zat
pewarna ke dalam lemak susu, umumnya berupa karoten, yaitu zat pewarna alamiah
yang merupakan sumber vitamin A. Lemak memiliki komposisi
terbesar dalam mentega jika dibandingkan dengan protein dan karbohidrat.
Kandungan protein dan karbohidrat pada mentega dan margarin sangat rendah,
yaitu sekitar 0,4-0,8 gram per 100 gram. Lemak mentega berasal dari lemak susu
hewan, dikenal sebagai butter fat. Mentega mengandung sejumlah asam butirat,
asam laurat, dan asam linoleat. Asam butirat dapat digunakan oleh usus besar
sebagai sumber energi, juga dapat berperan sebagai senyawa antikarsinogenik
(antikanker).
Asam laurat merupakan asam lemak berantai sedang yang
memiliki potensi sebagai antimikroba dan antifungi. Asam linoleat pada mentega
dapat memberikan perlindungan terhadap serangan kanker. Jumlah asam lemak
jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal, dan asam lemak tidak jenuh majemuk pada
mentega masing-masing 47,35; 26,10; dan 2,24 g per 100 gram. Jumlah asam lemak
jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal, dan asam lemak tidak jenuh majemuk pada
margarin masing-masing 29,02; 34,61; dan 13,78 g per 100 gram. Dari perbandingan
tersebut jelaslah bahwa mentega mengandung kadar asam lemak jenuh lebih tinggi,
tetapi memiliki asam lemak tidak jenuh yang lebih rendah dibandingkan margarin.
Dari titik pandang kesehatan, tentu saja asam lemak tidak jenuh, yaitu omega-3
dan omega-6, yang terdapat pada margarin lebih menguntungkan daripada asam
lemak jenuh yang terdapat pada mentega. Meski sedikit, mentega juga mengandung
asam lemak omega-3 dan omega-6. Selain itu, mentega mengandung
glycospingolipid, yaitu suatu asam lemak yang dapat mencegah infeksi saluran
pencernaan, terutama pada anak-anak dan orangtua. Karena terbuat dari krim
susu, tentu saja kandungan kolesterol mentega lebih tinggi dibandingkan dengan
margarin yang terbuat dari minyak nabati. Kadar kolesterol tinggi tidak selalu
berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan sebaliknya, kolesterol memegang peran
penting dalam fungsi organ tubuh. Kolesterol berguna untuk menyusun empedu
darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu
progestron, estrogen, testosteron, dan kortisol. Hormon-hormon tersebut
diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologis tubuh. Kadar kolesterol
yang sangat rendah dapat mengganggu proses menstruasi dan kesuburan, bahkan
menyebabkan kemandulan, baik pada pria maupun wanita.
9. Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan yang
banyak digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Penggunaan minyak goreng ini
sebagai media penggorengan yang bertujuan untuk menjadikan makanan gurih dan
renyah, meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur dan pembawa rasa.
Minyak goreng berasal dari bahan baku seperti kelapa,
kelapa sawit, jagung, kedelai, biji bunga matahari dan lain-lain. Kandungan
utama dari minyak goreng secara umum adalah asam lemak yang terdiri dari asam
lemak jenuh (saturated fatty acids) misalnya asam plamitat, asam stearat dan
asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) misalnya asam oleat (Omega 9)
dan asam linoleat (Omega 6). Asam lemak tak jenuh ini yang memiliki ikatan
karbon rangkap, yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain, sampai
mendapatkan komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh. Komposisi dan
kandungan bermacam-macam asam lemak ini yang sangat menentukan mutu dari minyak
goreng.
Penyebab perubahan atau kerusakan minyak goreng
terutama minyak nabati, baik secara fisik atau kimia, salah satunya karena
proses oksidasi. Minyak dengan kandungan asam lemak tak jenuh ini dapat
teroksidasi secara spontan oleh udara dalam suhu kamar. Oksidasi spontan ini
secara langsung akan menurunkan tingkat kejenuhan minyak, dan menyebabkan
minyak menjadi tengik. Peristiwa ketengikan (rancidity) lebih dipercepat
apabila ada logam (tembaga, seng, timah) dan terdapat panas (cahaya penerangan).
Oleh karena itu kerusakan minyak goreng bisa terjadi karena kondisi penyimpanan
yang kurang baik dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu sebaiknya
disimpan dalam tempat tertutup dan tidak langsung terkena cahaya matahari. Jika
minyak goreng berbau tengik sebaiknya tidak digunakan, karena telah rusak.
Dengan proses penggorengan yang bersuhu tinggi, ikatan
rangkap pada asam lemak tak jenuh akan terurai menjadi jenuh. Pada saat
pemanasan akan terjadi proses degradasi, oksidasi dan dehidrasi dari minyak
goreng. Penggunaan yang berkali-kali dapat menyebabkan ikatan rangkap
teroksidasi membentuk gugus peroksida dan monomer siklik. Dengan proses pada
suhu tinggi tersebut juga menyebabkan reaksi dekomposisi karena panas dan
terbentuk akrolein, senyawa yang bersifat racun. Jadi proses pemanasan pada
minyak goreng akan dapat membentuk radikal bebas dan senyawa toksik yang
bersifat racun.
Oleh karena itu, sebaiknya memang minyak goreng tidak
digunakan berulangkali. Apalagi jika berubah warna kehitaman, sebaiknya
langsung dibuang meskipun baru dipakai sekali. Sebagai contoh, ketika
menggoreng ikan, maka untuk sekali pakai minyak sudah berubah warna menjadi
kecoklatan atau kehitaman. Sangat penting untuk menyesuaikan jumlah minyak
goreng dengan bahan makanan yang hendak digoreng, sehingga tidak perlu ada
minyak ‘jelantah’ atau minyak bekas yang jumlahnya berlebihan sehingga
dibuang-pun tidak masalah. Selain itu juga perhatikan urutan menggoreng bahan
yang rasanya sama terlebih dahulu. Misalnya setelah menggoreng tahu, tempe,
baru terakhir menggoreng ikan.
Warna minyak goreng secara alamiah adalah kekuningan,
karena bahan yang terkandung dalam minyak dan ikut terekstrak bersama
minyak. Zat warna tersebut antara lain α dan β karoten yang
berwarna kuning dan xantofil yang berwarna kuning kecoklatan. Sedangkan warna
gelap, berasal dari degradasi zat warna alamiah atau oksidasi vitamin E
(tokoferol) dan bahan untuk membuat minyak yang telah rusak yang dapat terikut
dalam produk minyak goreng. Jadi minyak goreng yang berwarna tidak gelap adalah
lebih bagus. Selain itu ada beberapa catatan kecil tentang minyak goreng ini.
Biasanya dalam iklan ada keunggulan yang ditawarkan oleh berbagai iklan minyak
goreng, namun dalam hal ini ada yang perlu dikritisi.
10. Asam Cuka
Asam cuka atau asam asetat (acetic acid) adalah senyawa
kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan,
selain dapat berfungsi juga sebagai pengawet bahan makanan. Asam cuka encer
merupakan golongan asam lemah yang paling aman bagi tubuh. Selain dalam
makanan, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air dalam
rumah tangga.
Selain digunakan dalam industri makanan dan rumah tangga, asam asetat juga
digunakan dalam industri produksi polimer dan berbagai macam serat dan kain,
dan industri obat-obatan. Asam asetat yang digunakan dalam industri makanan
haruslah asam cuka makan. Asam asetat encer, seperti pada cuka, tidak
berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat berbahaya bagi manusia
maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan, dan
perubahan yang mematikan pada keasaman darah.
Komposisi utama cuka terdiri dari asam asetat atau lebih dikenal asam cuka
(acetic acid), juga mengandung asam amino (amino acid), asam organik (organic
acid), zat gula (saccharides), vitamin B1 dan B2. Cuka memiliki beberapa
fungsi, antara lain: membasmi kuman, menghilangkan racun dan bau amis. Ketika
membuat ikan asinan, tambah sedikit cuka akan hindarkan remuk dan busuk. Dalam
pengolahan hidangan seafood mentah seperti oyster dan kepiting laut,
menggunakan cuka akan mampu membasmi kuman dan hilangkan rasa amis dalam 10
menit.
HAKIKAT
KIMIA
A.
Kedudukan Kimia dalam SAINS
Kimia
termasuk salah satu rumpun mata
pelajaran IPA SMA yang dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu,
kimia dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur.
Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh
dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).
Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori,
prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Ilmu kimia termasuk
dalam ilmu sains yang merupakan aktivitas penelusuran untuk mencapai
pengertian dan jawaban yang memuaskan tentang beberapa realita, dimana
pengertian itu diperoleh dengan cara mempelajarai prinsip-prinsip dan
hukum-hukum yang berlaku yang dapat diuji dengan eksperimen. Mempelajari sains melibatkan penggalian fakta-fakta
melalui observasi, pengukuran, klasifikasi dan penggorganisasian fakta–fakta
yang diperoleh tersebut.
Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat
komponen antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai
sikap, dan sains sebagai teknologi.
Bridgstock Martin (1998: 6)
menyebutkan, Concise Oxford Dictionary mendefinisikan sains sebagai
pengetahuan yang sistematis dan teroganisasi. Definisi
tersebut di atas dapat diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh, disusun
dengan cara melakukan observasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya
saling kait-mengait antara yang satu dengan cara yang lain.
Sains berkiatan dengan bukti dan teori.
Bukti-bukti diperoleh dari eksperimen.
Untuk menjelaskan bukti-bukti, teori-teori dikemukakan kemudian diuji untuk
melihat kebenaran teori sesuai dengan pengamatan. Hubungan yang pasti antara
teori dan bukti adalah sangat kompleks, dan pada taraf ini kita mencatat bahwa
sains melibatkan kedua-duanya.
2. Kimia
sebagai Proses
Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA (Kimia) bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kimia sebagai suatu proses
(alat atau metode) merupakan
keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan. Sebagai proses dapat diartikan semua kegiatan ilmiah untuk
menyempurnakan pengetahuan maupun untuk menemukan pengetahuan baru.
Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Salah satu tujuan mata pelajaran Kimia
dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan
induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka.
Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan
hidup.
Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis
dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan,
pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan
dan tertulis, merupakan proses ilmiah yang harus dilakukan untuk memperoleh
suatu pengetahuan yang baru bagi peserta didik.
Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk menghadapi atau
merespons masalah-masalah yang
ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk
memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah.
Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.
Ditinjau
dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan sains, misalnya:
a.
Mengidentifikasi
dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
b.
Menentukan
apa yang diukur dan diamati,
c.
Keterampilan
mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera penglihat),
mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan,
mengklasifikasikan,
d.
Keterampilan
dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah setiap
jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
e.
Keterampilan
menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan keterampilan dalam mencari
kesimpulan hasil pengamatan,
f.
Keterampilan
dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil pengamatan, dan
g.
Keterampilan
menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Selain itu adalah keterampilan
dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep dalam situasi baru, menggunakan
konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, maupun
dalam menyusun hipotesis.
Contoh kimia sebagai proses dalam pembelajaran adalah peserta
didik melakukan eksperimen tentang larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit. Peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang
percobaan melalui pemasangan alat uji elektrolit, persiapan bahan, melakukan
eksperimen, kemudian dilakukan pengambilan data, lalu data yang telah diperoleh
tadi diolahan dan dilakukan penafsiran data untuk memperoleh kesimpulan.
Kemudian peserta didik menyampaikan hasil percobaan secara lisan atau
tertulis. Ini merupakan contoh dari
proses kimia untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
3.
Kimia sebagai Produk
Kimia sebagai
produk sains merupakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum,
konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses
berupa pengetahuan untuk penyebaran
pengetahuan.
Semua fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori dalam kimia merupakan
produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui bebagai macam proses
sains.
Fakta-fakta
dalam kimia contohnya seperti larutan NaCl dapat menghantarkan arus lisrik,
fakta ini diperoleh melalui hasil percobaan yang telah dilakukan. Para ilmuan
mencari tahu kenapa larutan NaCl dapat menghasilkan arus listrik, setelah
diselidiki ternyata NaCl dapat terionisasi dalam air menjadi ion-ionnya,
sehingga dapat menghatarkan arus listrik.
Hukum-hukum
kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat hukum kekekalan massa (Hukum
Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan
perbandingan (Hukum Dalton), hukum perbandingan volume (Hukum Gay – Lussac) dan lain sebagainya.
Teori – teori
dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori atom demokritus
hingga teori atom mekanika kuantum merupakan
produk yang lahir dari proses berpikir secara ilmiah, teori yang lain seperti teori asam-basa
dimulai dari teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lowry, teori
asam-basa Lewis dan lain-lain.
4. Kimia sebagai
Sikap Ilmiah
Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik
melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk
proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah
bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap
ilmiah menurut beberapa ahli:
B. Hakikat Ilmu Kimia
Ubahan
fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi yang
menyertai perubahan materi menyangkut
banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu. Nama
ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi, oleh ilmuwan
Arab Jabir ibn Hayyan (tahun
700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain.
Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan,
struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau
materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang
dan mempunyai massa.
Susunan
materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap
komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun
suatu materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut
saling berikatan. Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan
sifat kimia. Sifat suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari
materi tersebut. Perubahan materi meliputi per
Dalam paparan di berbagai literatur, secara umum menyatakan
bahwa saintisme adalah suatu istilah yang digunakan oleh para filsuf untuk
menggambarkan apa yang mereka lihat sebagai pemujaan ilmu pengetahuan, yakni
suatu sikap yang ironisnya banyak ditemukan di kalangan intelektual. Para
pemikir dan pengkritik saintisme berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bukanlah
satu – satunya jenis kegiatan intelektual manusia yang dapat diandalkan. Ilmu
pengetahuan juga tidak seharusnya mendapatkan status yang istimewa, karena
dianggap sebagai satu–satunya jalan yang dapat ditempuh manusia untuk sampai
pada pengetahuan.
Dalam kehidupan nyata sekarang ini, beberapa orang
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan telah memberikan kemudahan pada manusia yang
seharusnya tidak perlu. Artinya, kita akan hidup jauh lebih baik dan manusiawi
tanpa adanya ilmu pengetahuan. Argumen terakhir ini mungkin relevan, jika
ditempatkan pada persoalan tentang penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan
untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Banyak antropolog juga berpendapat
bahwa ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Eropa memiliki arogansi
kultural, sehingga ilmuwan barat seringkali memandang rendah kebudayaan–kebudayaan
lainnya di luar kebudayaan barat.
Metode pendekatan di dalam ilmu–ilmu alam memiliki koherensi
dan akurasi yang lebih tinggi daripada ilmu–ilmu sosial. Para ilmuwan sosial
telah melakukan analisis yang juga dengan pendekatan ilmu-ilmu alam. Hasilnya
adalah banyaknya penggunaan rumusan matematis dan metode statistik di dalam
ilmu–ilmu sosial. Di dalam sejarahnya, fisika mengalami perkembangan yang
sangat pesat, ketika Galileo memutuskan untuk menerapkan metode matematis untuk
mendeskripsikan gerak benda – benda. Keberhasilan ini mempengaruhi para ilmuwan
sosial untuk menggunakan metode yang sama untuk mengembangkan ilmu–ilmu sosial.
Tentu saja, argumen ini punya pengandaian dasar yang problematis, bahwa objek
penelitian di dalam ilmu–ilmu alam dan ilmu–ilmu sosial memiliki kualitas yang
sama yang dapat dimatematiskan.
Berfikir
radikal merupakan awal lahirnya kimia. Dahulu, ilmuwan menganggap secara
radikal atau bebas tentang definisi atom dan model atom. Pikiran radikal
diperoleh dari dari kemauan dan kemampuan suatu otak untuk memikirkan sesuatu
yang abstrak ataupun empriris. Cara berpikir radikal ini, mempunyai manfaat
yang besar dalam perkembangan dunia kimia. Salah satu mendorong ilmuwan untuk
melakukan perenungan berpikir untuk menemukan kelanjutan dari pikiran
radikalnya. Banyak sekali muncul teori-teori tentang atom yang yang diawali
oleh berfikir yang pokok atau fundamental dari fenomena dasar mengenai penyusun
suatu materi.
Hakekat
ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun
susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi,
perubahan letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud
yang semula.
Fakta yang
terdapat di alam mempunyai banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari ciri
pemikiran filsafat yang telah dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan
sikap kritis terhadap suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk
mengajukan berbagi pertanyaan terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh ;
fakta kimia yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit. Dari sikap kritis
muncul pertanyaan ; apa yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan
arus listrik dan apa yang menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik, bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan
non-elektrolit, dan lain-lain.
Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam
kegiatan industri dan perdagangan, kesehatan, dan berbagai bidang lain.
Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan dan pengembangan material
dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan
lebih ramah lingkungan.
KESIMPULAN
Objek filsafat adalah mengambil alih berbagai hasil sains,
menambahkan pada hasil-hasil sains yang diambil alih tersebut dengan berbagai
hasil pengalaman etis dan religius umat manusia kemudian merefleksikannya
secara keseluruhan. Harapannya, dengan pengertian seperti ini kita bisa mencari
beberapa kesimpulan umum seperti sifat-sifat dasar atau hakikat alam semesta,
kedudukan dan harapan-harapan kita di alam semesta.
Zaman ini sains lebih bersufat kuantitatif daripada kualitatif. Sifat ini mengungkapkan hubungan tentang intensitas (keterarahan) dua fenomena. Sebagai contoh, intensitas pada arus listrik dan pada penerangan sebuah lampu pijar. Untuk mengimbangi pada ketidakmampuhannya dalam menjawab pertanyaan "bagaimana" yaitu dengan menampilkan kekayaannya akan data seperti melalui pertanyaan "berapa banyak". Riset monograf dan textbook mirip dengan menekankan pada hubungan kuantitatif yang bisa diobservasi dan jarang pergi jauh ke dalam daerah pedalaman spekulatif dimana pertanyaan "bagaimana" harus mendahului "berapa banyak". Usaha mempelajari hubungan kuantitatif terlalu sering meninggalkan bukan hanya instruktur tetapi juga waktu luang pelajar untuk lebih banyak melakukan penyelidikan atau spekulasi seperti terhadap mekanisme hubungan kuantutatif itu sendiri.
Zaman ini sains lebih bersufat kuantitatif daripada kualitatif. Sifat ini mengungkapkan hubungan tentang intensitas (keterarahan) dua fenomena. Sebagai contoh, intensitas pada arus listrik dan pada penerangan sebuah lampu pijar. Untuk mengimbangi pada ketidakmampuhannya dalam menjawab pertanyaan "bagaimana" yaitu dengan menampilkan kekayaannya akan data seperti melalui pertanyaan "berapa banyak". Riset monograf dan textbook mirip dengan menekankan pada hubungan kuantitatif yang bisa diobservasi dan jarang pergi jauh ke dalam daerah pedalaman spekulatif dimana pertanyaan "bagaimana" harus mendahului "berapa banyak". Usaha mempelajari hubungan kuantitatif terlalu sering meninggalkan bukan hanya instruktur tetapi juga waktu luang pelajar untuk lebih banyak melakukan penyelidikan atau spekulasi seperti terhadap mekanisme hubungan kuantutatif itu sendiri.
Thanks
BalasHapus