BAB I
PENDAHULUAN
Banyak pihak yang
mensinyalir rendahnya kualitas pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya
motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar tersebut dapat disebabkan
oleh banyak faktor, salah satunya adalah kurang tertariknya siswa dengan
pelajaran Sosiologi. Ada beberapa siswa yang beranggapan bahwa pelajaran
sosiologi adalah pelajaran yang sangat membosankan.
Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu dilakukan
berbagai upaya, antara lain berupa pengembangan strategi
pembelajaran yang mampu mengoptimalkan
motivasi belajar siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dalam belajar.
Metode Pembelajaran Debate
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi
maupun prestasi siswa
dalam belajar. Berdasarkan
kenyataan di atas maka penulis merasa perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Debate di Kelas XI SMA Negeri 2 Doloksanggul.T.P.2011/2012.
Penulis memandang bahwa permasalahan kurangnya
motivasi belajar siswa pada pelajaran Sosiologi sangat mendesak dan perlu untuk
segera diatasi mengingat bahwa pelajaran Sosiologi adalah salah satu mata pelajaran
yang diikutsertakan dalam Ujian Nasional. Pada penelitian ini akan
dikembangkan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran
Debate.
1.1.Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas penulis merumuskan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini,yakni:
- Bagaimana
cara meningkatkkan motivasi siswa dalam mempelajari pelajaran sosioogi di
kelas XI SMA Negeri 2 Doloksanggul.
- Apakah
kelebihan dan kekurangan
dari metode pembelajaran Debate ini dibandingkan dengan metode
pembelajaran lainnya?
b. Pemecahan Masalah
Siswa yang
ingin mendapatkan perhatian dan penghargaan akan merasa dihargai ketika diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapat,ide maupun saran-sarannya. Perasaan
dihargai dan berharga ini akan siswa dapatkan ketika dia diberi kesempatan
untuk berbicara dan mengemukakan ide atau pendapatnya melalu metode pembelajaran
Debate.
Metode
pembelajaran Debate ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Sosiologi Salah satu indikator
keberhasilan metode ini dibandingkan dengan metode yang sudah pernah diteliti.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dengan harapan metode Debate dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
secara menyeluruh dalam belajar. Dengan pendekatan metode Debate, tentunya anak akan lebih serius belajar di sekolah dan di
rumah, misalnya dalam tugas-tugas mata
pelajaran sosiologi.
1.2.Tujuan
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan
metode Debate
2. Untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan metode pembelajaran Debate di kelas XI SMA Negeri 2 Doloksanggul
1.3.Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi lembaga/sekolah
Sebagai penambah
sumber keilmuan yang baru bagi lembaga, sehingga lembaga tersebut lebih sering menggunakan metode Debate
sebagai upaya menuju
demokratisasi pendidikan.
b. Bagi guru
Sebagai alat
tolak ukur bagi metode yang telah disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, sehingga guru dapat menggunakan metode yang lebih baik
dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai berbagai tujuan yang diinginkan.
c. Bagi siswa
Sebagai tambahan ilmu
mengenai metode dalam pendidikan, sehingga mereka
mengetahui bahwa dalam pendidikan mereka bukan hanya dijadikan sebagai obyek, melainkan perlu juga
dijadikan sebagai subjek .
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
II.1. Landasan Teori
II.1.a. Pengertian Motivasi
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
meninjau dan memahami motivasi
yaitu:
- Motivasi dipandang sebagai suatu
proses.Pengetahuan tentang itu dapat membantu menjelaskan tingkah laku yang
diamati dan meramalkan tingkaj laku orang lain.
- Menentukan karakteristik proses ini
berdasarkan petunjuk-petunjuk tinhkah laku seseorang.
Jadi
motivasi dapat dirumuskan sebagai upaya atau dorongan dalam diri manusia yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
.
Pentingnya Motivasi dalam Upaya Belajar dan
pembelajaran
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar
dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya.Uraian
di atas menunjukkan bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan
mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi motivasi adalah :
1.
mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.
Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2.
motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya
mengarahkan perbuatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
3.
motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang ( Dr. Oemar Hamalik, 2007,108)
Jenis dan
Sifat Motivasi
Dari
keseluruhan teori motivasi dapat diajuka 3 pendekatan untuk menentukan jenis-jenis
motivasi, yakni:
1.
Pendekatan kebutuhan
2.
Pendekatan fungsional
3.
Pendekatan deskriptif.
Berdasarkan
pendekatan kebutuhan tersebut, Abraham.H.Maslow menyatakan bahwa salah satu
kebutuhan manusia itu adalah kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk diterima
,dihormati dan dihargai dan berprestasi serta kebuthan untuk berpartisipasi.
2.2.
Pengertian belajar
Belajar
adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya
interaksi dengan sumber belajar. Belajar juga merupakan suatu proses sikap did usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. (Drs.Slameto,2002,2).Lingkungan dalam hal ini bisa
teman,guru,keluarga,maupun masyarakat sekitarnya. Sedangkanyang dimaksud perubahan sikap
di sini adalah apabila seseorang yang semula “tidak tahu” maka setelah
mempelajari sesuatu berubah menjadi
“tahu”atau dari yang “tidak suka” pada suatu mata pelajaran tertentu menjad “
suka “ akan pelajaran tersebut.
2.3.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu cara
kegiatan pembelajaran yang dilakukan gurudalam mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran mencakup suatu pendekatan pembelajaran yang luas dan
menyeluruh.
Salah satu model pembelajaran yang
merangsang siswa untuk mau mengemukakan pendapat atau gagasannya secara terbuka
adalah melalui “Debate”
di kelas
untuk membahas hal-hal yang dianggap sangat relevan untuk dibicarakan.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Debate artinya pembicaraan yang berisi
berbantah-bantah saling menyanggah mempertahankan pendapat (sifatnya bertukar
pikiran). Sedangkan berdebat artinya bertukar pikiran tentang suatu haldengan
saling member alas an untuk mempertahankan pendapat.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam debat di kelas adalahdengan cara:
1.
Guru
membagi kelompok peserta debate menjadi 2,dimana satu pro dan yang lain kontra.
2.
Guru
member tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok di
atas.
3.
Setelah
selesai membaca materi,Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mengemukakan pendapatnya.
4.
Sementara
siswa menyampaikan gagasannya,Guru menulis inti /ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.ide
5.
Guru
menambahkan konsep / ide yang belum terungkap
6.
Dari
data-data yang diungkapkan tersebut,Guru mengajak siswa membuat kesimpulan /
rangkuman yang mengacu pada topikyang ingin dicapai.
2.4.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan penjelasan
diatas dapat diambil kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas ini
yaitu, dengan menggunakan metode pembelajaran debate akan meningkatkan memotivasi siswa untuk mempelajari
pelajaran sosiologi.
Suatu masalah
yang akan dipecahkan selalu mempunyai ciri yaitu adanya suatu kesulitan baik yang bersifat psikis maupun fisik, maksudnya dalam percakapan
sehari-hari dikatakan bahwa ada persoalan yang memerlukan otak dan ada yang
memerlukan otot untuk dapat memecahkannya. Oleh sebab itulah maka sebaiknya suatu masalah yang akan dipecahkan oleh
murid harus selalu merupakan masalah
yang kepentingan pemecahannya benar-benar dihayati sebagai kebutuhan bagi hidupnya.
Suatu masalah dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Jelas, dalam arti bersih dari
kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi pengertian yang
berbeda.
2.
Kesulitan
dapat diatasi, maksudnya adalah bahwa pokok persoalan yang akan dipecahkan
tidak merupakan pokok berganda
3.
Bernilai
bagi murid, hasil atupun proses yang dialami murid harus bermanfaat dan menguntungkan
pengalaman murid atau memperkaya pengalaman murid.
4.
Sesuai
dengan perkembanganm psikis murid, masalah yang dipecahkan tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit.
5.
Praktis,
dalam artian mungkin dijumpai delam kehidupan sehari-hari (Jusuf Djaan kepada siswa
pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermafat bagi kehidupan sehari-hari.
. BAB
III
METODE PENELITIAN
III.1.
Subjek Penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2
Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, dengan jumlah siswa 32 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitian tersebut dimana siswa
kelas XI IPS-1 adalah siswa yang paling banyak mengalami masalah dalam belajar
dan perlu motivasi dan langkah-langkah dalam pemecahan masalah tersebut.
III.2.
Tempat Penelitian
Untuk tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 2
Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
III.3.
Waktu (Setting) Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan sejak bulan Juli 2011 sampai
September 2011. Dibagi dalam 3 siklus.
III.4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal,
pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama )
pembahasan PR, ulangan harian.
2. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
a. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok
dan penutup.
b. Siklus II, meliputi : Pendahuluan,kegiatan
pokok,dan penutup
c. Siklus III, meliputi : Pendahuluan,kegiatan
pokok,dan penutup
3. Refleksi, dimana perlu adanya
pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari
penelitian.
II.5.
Rencana/langkah-Langkah Tindakan
Penelitian
. A. Kegiatan
Peneliti:
- Peneliti
menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan guru meminta
kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok permasalahan
- Guru
mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak berbicara
mengemukakan pendapatnya masing-masing
- Menjaga
suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat
mendapatkan apa yang sedang dikemukakan
- Mengatur
agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.
B. Kegiatan
siswa
a.
Menelaah topik atau pokok permasalahan yang diajukan
guru, atau mengusulkan suatu problema.
b.
Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencari sumber atau
data dari buku-buku sumber pengetahuan lain agar dapat menemukan jawaban
pemecahan masalah yang diajukan
c.
Menghormati pendapat teman-temannya walaupun tidak
setuju dengan pendapat yang dikemukakan.
III.6.
Persiapan Penelitian
Metode pembelajarann bukan hanya sekedar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam debate dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini memerlukan persiapan-persiapan
sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah
ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuanya..
b. Mencari
data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Misalnya dengan jalan membaca buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain
sebagainya.
c. Menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua diatas.
d. Menguji
kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha
betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok, apakah sesuai
dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran
jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya, seperti demontrasi,
tugas, diskusi dan lain sebagainya.
e. Menarik
kesimpulan. Artinya siswa harus samapi kepada kesimpulan terakhir tentang
jawaban daari masalah tadi.
Disamping langkah tersebut juga terdapat
langkah-langkah lain yaitu sebagai berikut:
- pengenalan
kesulitan masalah
- pendefinisian
masalah
- saran-saran
mengenai berbagai kemungkinan pemecahan
- pengujian
hipotesis
- memferifikasi
kesimpulan (Muhaimin dkk, 1996 : 88)
III.8. Siklus Penelitian
Siklus dalam penelitian ini adalah merupakan hal yang paling inti
dari Penelitian tindakan
kelas karena dengan siklus itulah sebuah metode dapat diuji secara akurat dan
lebih mempunyai kridibilitas yang tinggi serta kita akan dapat mengetahui
secara seksama pengaruh penggunaan metode yang kita aplikasikan dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam Penelitin kami ini dilaksanakan dengan tiga kali siklus
yang berlangsung antara bulan juli
sampai bulan september 2011. Adapun tema yang diambil adalah “
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran
Debate pada Pelajaran Sosiologi.
III.9. Instrumen
Alat
yang digunakan dalam proses pembelajaran
(kegiatan belajar mengajar)
disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa kelas XI IPS SMA serta buku pedoman sosiologi KTSP 2006, dan Lembar Kerja Siswa serta sarana dan prasarana pembelajaran seperti VCD, laptop, infocus dan alat-alat tulis.
III.10.
Jadwal Penelitian
Siklus 1 ( 18 Juli-18 Agustus)
1.Perencanaan
a.Peneliti menetapkan suatu pokok
permasalahanyang akan dipecahkan dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang
mendukung.
b.Guru mengatur giliraran
pembicaran agar siswa tidak serempak berbicara dalam mengemukakan pendapatnya.Menjaga
suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat
mengemukakan pendapatnya.
d.Mengatur agar sifat atau isi
pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.
2.Pelaksanaan.
- Menjelaskan indicator,tujuan
pembelajaran dan materi pembelajaran.
- Membantu siswa menyiapkan
bahan atau media yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
- Memberikan topic permasalahan
- Memberi kesempatan pada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi
C. Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil
diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan
dan motivasi siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas neliti mengakhiri pembelajaran
3.Pengamatan
Dari pengamatan dapat diketahui
secara langsung bahwa dengan menggunakan metode debate ini susasana kelas
menjadi hidup dan menyenangkan. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang ikut
aktif dalam mengajukan pendapatnya untuk membahas masalah yang sedang
dibicarakan.Di samping itu siswa sangat antusias mendengar dan memperhatikan
temannya yang sedang berbicara.
Siklus II ( 19 Agustus -19 September)
1.Perencanaan
a.Peneliti menetapkan suatu pokok
permasalahanyang akan dipecahkan dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang
mendukung.
b.Guru mengatur giliraran
pembicaran agar siswa tidak serempak berbicara dalam mengemukakan
pendapatnya.Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh
kelas dapat mengemukakan pendapatnya.
d.Mengatur agar sifat atau isi
pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.
2. Pelaksanaan
-Menjelaskan indicator,tujuan
pembelajaran dan materi pembelajaran.
- Membantu siswa menyiapkan
bahan atau media yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
- Memberikan topic permasalahan
- Memberi kesempatan pada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi
- Peneliti member rangsangan
berpikir
Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil
diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan
dan motivasi siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas neliti mengakhiri pembelajaran
3.Pengamatan
Dari pengamatan dapat diketahui
secara langsung bahwa dengan menggunakan metode debate ini susasana kelas
menjadi hidup dan menyenangkan. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang ikut
aktif dalam mengajukan pendapatnya untuk membahas masalah yang sedang
dibicarakan.Di samping itu siswa sangat antusias mendengar dan memperhatikan
temannya yang sedang berbicara. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran ini
dan siswa tidak ada yang mengantuk. Untuk siklus selanjutnya diupayakan lagi
pembelajaran yang lebih menarik dan menyenagkan.
Siklus 3 ( 20 September-20 Oktober)
1.Perencanaan
a.Peneliti menetapkan suatu pokok
permasalahanyang akan dipecahkan dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang
mendukung.
b.Guru mengatur giliraran
pembicaran agar siswa tidak serempak berbicara dalam mengemukakan
pendapatnya.Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh
kelas dapat mengemukakan pendapatnya.
d.Mengatur agar sifat atau isi
pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.
2. Pelaksanaan
-Menjelaskan indicator,tujuan
pembelajaran dan materi pembelajaran.
- Membantu siswa menyiapkan
bahan atau media yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
- Memberikan topic permasalahan
- Memberi kesempatan pada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi
- Peneliti member rangsangan
berpikir
Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil
diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan
dan motivasi siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas neliti mengakhiri pembelajaran
3.Pengamatan
Dari pengamatan dapat diketahui
secara langsung bahwa dengan menggunakan metode debate ini susasana kelas
menjadi hidup dan menyenangkan. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang ikut
aktif dalam mengajukan pendapatnya untuk membahas masalah yang sedang
dibicarakan.Di samping itu siswa sangat antusias mendengar dan memperhatikan
temannya yang sedang berbicara. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran ini
dan siswa tidak ada yang mengantuk. Siswa mulai berminat untuk mulai suka dan
tertarik untuk mempelajari pelajaran Sosiologi dan tidak ada lagi kesempatan
untuk berbicara dengan teman sebangku,bermain-main bahkan tertidur.
4.Refleksi
Berdasarkan
hasil pengamatan peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran
debate ini sangat membantu siswa untuk mempelajari pelajaran sosiologi dimana
selama ini pembelajaran ini dianggap membosankan dan terlalu banyak
hafalan.Dengan menggunakan metode debate ini siswa tidak lagi harus menghafal
secara terpaksa tetepi mengingat sendiri dari apa yang sudah diperdebatkan.Dan
terbukti siswa lebih cepat mengingat apa yang sudah diperdebatkan daripada
disuruh membaca dan menghafal.
Selain itu juga siswa menjadi sangat
antusias untuk menggali informasi dari berbagai media untuk memperkaya
pengetahuannya dalam debate atau diskusi. Siswa juga tidak ada lagi yang
mengantuk pada saat pembelajaran
berlangsung.
Di samping kelebihan-kelebihan yang
sudah disebutkan di atas masih terdapat juga beberapa kelemahan,antara lain
siswa yang pemalu dan pendiam masih sulit untuk berdebat,sementara siswa yang
suka berdebat akan mendominasi setiap diskusi atau perdebatan. Perlu ada
berbagai upaya lagi untuk membuat pembelajaran sosoilogi ini menjadi pelajaran
yang sangat digemari oleh siswa-siswa jurusan IPS.
0 komentar:
Posting Komentar