Lencana Facebook

Sabtu, 23 November 2013

SOSIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN


Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya kualitas pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kurang tertariknya siswa dengan pelajaran Sosiologi. Ada beberapa siswa yang beranggapan bahwa pelajaran sosiologi adalah pelajaran yang sangat membosankan.
 Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu dilakukan berbagai  upaya, antara lain berupa pengembangan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi belajar siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dalam belajar.
Metode Pembelajaran Debate merupakan salah satu pendekatan pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun prestasi siswa dalam belajar. Berdasarkan kenyataan di atas maka penulis merasa perlu  melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Debate di Kelas XI SMA Negeri 2 Doloksanggul.T.P.2011/2012.
Penulis memandang bahwa permasalahan kurangnya motivasi belajar siswa pada pelajaran Sosiologi sangat mendesak dan perlu untuk segera diatasi mengingat bahwa pelajaran Sosiologi adalah salah satu mata pelajaran yang diikutsertakan dalam Ujian Nasional. Pada penelitian ini akan dikembangkan  tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Debate.

1.1.Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a.Perumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalah dalam  penelitian tindakan kelas ini,yakni:
  1. Bagaimana cara meningkatkkan motivasi siswa dalam mempelajari pelajaran sosioogi di kelas XI SMA Negeri 2 Doloksanggul.
  2. Apakah kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran Debate ini dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya?

b. Pemecahan Masalah
          Siswa yang ingin mendapatkan perhatian dan penghargaan akan merasa dihargai ketika diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat,ide maupun saran-sarannya. Perasaan dihargai dan berharga ini akan siswa dapatkan ketika dia diberi kesempatan untuk berbicara dan mengemukakan ide atau pendapatnya melalu metode pembelajaran Debate.
          Metode pembelajaran Debate ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk  belajar Sosiologi Salah satu indikator keberhasilan metode ini dibandingkan dengan metode yang sudah pernah diteliti. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dengan harapan metode Debate dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dalam belajar. Dengan pendekatan metode Debate, tentunya anak akan lebih serius belajar di sekolah dan di rumah, misalnya dalam tugas-tugas  mata pelajaran sosiologi.

1.2.Tujuan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan
1.              Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode Debate
2.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran Debate di kelas XI SMA Negeri 2 Doloksanggul

1.3.Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut:
a.   Bagi lembaga/sekolah
Sebagai penambah sumber keilmuan yang baru bagi lembaga, sehingga lembaga tersebut lebih sering menggunakan metode Debate sebagai upaya menuju demokratisasi pendidikan.



b.   Bagi guru
Sebagai alat tolak ukur bagi metode yang telah disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, sehingga guru dapat menggunakan metode yang lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai berbagai tujuan yang diinginkan.
c.   Bagi siswa
Sebagai tambahan ilmu mengenai metode dalam pendidikan, sehingga mereka mengetahui bahwa dalam pendidikan mereka bukan hanya dijadikan sebagai obyek, melainkan perlu juga dijadikan sebagai  subjek .

BAB  II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

II.1. Landasan Teori
II.1.a. Pengertian Motivasi
           Ada  dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi
yaitu:
  1. Motivasi dipandang sebagai suatu proses.Pengetahuan tentang itu dapat membantu menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkaj laku orang lain.
  2. Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tinhkah laku seseorang.
Jadi motivasi dapat dirumuskan sebagai upaya atau dorongan dalam diri manusia yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
.          
  Pentingnya Motivasi dalam Upaya Belajar dan pembelajaran
 Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya.Uraian di atas menunjukkan bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi motivasi adalah :
1.    mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan  misalnya belajar.
2.    motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan untuk  mencapai tujuan yang diinginkan.
3.    motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang ( Dr. Oemar Hamalik, 2007,108)

Jenis dan Sifat Motivasi
        Dari keseluruhan teori motivasi dapat diajuka 3 pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yakni:
1.                Pendekatan kebutuhan
2.                Pendekatan fungsional
3.                Pendekatan deskriptif.
Berdasarkan pendekatan kebutuhan tersebut, Abraham.H.Maslow menyatakan bahwa salah satu kebutuhan manusia itu adalah kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk diterima ,dihormati dan dihargai dan berprestasi serta kebuthan untuk berpartisipasi.
2.2.            Pengertian belajar
       Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Belajar juga merupakan suatu proses sikap did usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Drs.Slameto,2002,2).Lingkungan dalam hal ini bisa teman,guru,keluarga,maupun masyarakat sekitarnya. Sedangkanyang dimaksud perubahan sikap di sini adalah apabila seseorang yang semula “tidak tahu” maka setelah mempelajari sesuatu berubah  menjadi “tahu”atau dari yang “tidak suka” pada suatu mata pelajaran tertentu menjad “ suka “ akan pelajaran tersebut.
2.3.          Pengertian Model Pembelajaran
      Model pembelajaran adalah suatu cara kegiatan pembelajaran yang dilakukan gurudalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran mencakup suatu pendekatan pembelajaran yang luas dan menyeluruh.
       Salah satu model pembelajaran yang merangsang siswa untuk mau mengemukakan pendapat atau gagasannya secara terbuka adalah melalui “Debate”
di kelas untuk membahas hal-hal yang dianggap sangat relevan untuk dibicarakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Debate artinya pembicaraan yang berisi berbantah-bantah saling menyanggah mempertahankan pendapat (sifatnya bertukar pikiran). Sedangkan berdebat artinya bertukar pikiran tentang suatu haldengan saling member alas an untuk mempertahankan pendapat.
       Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam debat di kelas adalahdengan cara:
1.        Guru membagi kelompok peserta debate menjadi 2,dimana satu pro dan yang lain           kontra.
2.        Guru member tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok di atas.
3.        Setelah selesai membaca materi,Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mengemukakan pendapatnya.
4.        Sementara siswa menyampaikan gagasannya,Guru menulis inti /ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.ide
5.        Guru menambahkan konsep / ide yang belum terungkap
6.        Dari data-data yang diungkapkan tersebut,Guru mengajak siswa membuat kesimpulan / rangkuman yang mengacu pada topikyang ingin dicapai.
2.4.       Kerangka Berpikir
       Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas ini yaitu, dengan menggunakan metode pembelajaran debate akan  meningkatkan memotivasi siswa untuk mempelajari pelajaran  sosiologi.
Suatu masalah yang akan dipecahkan selalu mempunyai ciri yaitu adanya suatu kesulitan baik yang bersifat psikis maupun fisik, maksudnya dalam percakapan sehari-hari dikatakan bahwa ada persoalan yang memerlukan otak dan ada yang memerlukan otot untuk dapat memecahkannya. Oleh sebab itulah maka sebaiknya suatu masalah yang akan dipecahkan oleh murid harus selalu merupakan masalah yang kepentingan pemecahannya benar-benar dihayati sebagai kebutuhan bagi hidupnya.
Suatu masalah dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.        Jelas, dalam arti bersih dari kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi pengertian yang
berbeda.
2.    Kesulitan dapat diatasi, maksudnya adalah bahwa pokok persoalan yang akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda
3.    Bernilai bagi murid, hasil atupun proses yang dialami murid harus bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya pengalaman murid.
4.    Sesuai dengan perkembanganm psikis murid, masalah yang dipecahkan tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
5.    Praktis, dalam artian mungkin dijumpai delam kehidupan sehari-hari (Jusuf Djaan kepada siswa pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermafat bagi kehidupan sehari-hari.
.                                               BAB  III
METODE  PENELITIAN

III.1.  Subjek Penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, dengan jumlah siswa 32 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitian tersebut dimana siswa kelas XI IPS-1 adalah siswa yang paling banyak mengalami masalah dalam belajar dan perlu motivasi dan langkah-langkah dalam pemecahan masalah tersebut.
III.2.   Tempat Penelitian
Untuk tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
III.3.   Waktu (Setting) Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan sejak bulan Juli 2011 sampai September 2011. Dibagi dalam 3 siklus.
III.4.   Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.
2. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
a. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
b. Siklus II, meliputi : Pendahuluan,kegiatan pokok,dan penutup
c. Siklus III, meliputi : Pendahuluan,kegiatan pokok,dan penutup
3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk   dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.





II.5.   Rencana/langkah-Langkah Tindakan Penelitian
.           A.        Kegiatan Peneliti:       
  1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok permasalahan
  2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing
  3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan
  4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.
B.        Kegiatan siswa
a.    Menelaah topik atau pokok permasalahan yang diajukan guru, atau mengusulkan suatu problema.
b.    Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencari sumber atau data dari buku-buku sumber pengetahuan lain agar dapat menemukan jawaban pemecahan masalah yang diajukan
c.    Menghormati pendapat teman-temannya walaupun tidak setuju dengan pendapat yang dikemukakan.
III.6.   Persiapan Penelitian
                  Metode pembelajarann bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam debate dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini memerlukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
a.   Adanya  masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuanya..
b.   Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain sebagainya.
c.   Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua diatas.
d.  Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok, apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya, seperti demontrasi, tugas, diskusi dan lain sebagainya.
e.   Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus samapi kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban daari masalah tadi.
Disamping langkah tersebut juga terdapat langkah-langkah lain yaitu sebagai berikut:
-           pengenalan kesulitan masalah
-           pendefinisian masalah
-           saran-saran mengenai berbagai kemungkinan pemecahan
-           pengujian hipotesis
-           memferifikasi kesimpulan (Muhaimin dkk, 1996 : 88)
III.8.   Siklus Penelitian        
            Siklus dalam penelitian ini adalah merupakan hal yang paling inti dari Penelitian tindakan kelas karena dengan siklus itulah sebuah metode dapat diuji secara akurat dan lebih mempunyai kridibilitas yang tinggi serta kita akan dapat mengetahui secara seksama pengaruh penggunaan metode yang kita aplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam Penelitin kami ini dilaksanakan dengan tiga kali siklus yang berlangsung  antara bulan juli sampai bulan september  2011. Adapun tema yang diambil adalah “ Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Debate pada Pelajaran Sosiologi.
III.9.    Instrumen
Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa kelas XI IPS SMA serta buku pedoman sosiologi KTSP 2006, dan Lembar Kerja Siswa serta sarana dan prasarana pembelajaran seperti VCD, laptop, infocus dan alat-alat tulis.

III.10.  Jadwal Penelitian
Siklus 1 ( 18 Juli-18 Agustus)
1.Perencanaan
a.Peneliti menetapkan suatu pokok permasalahanyang akan dipecahkan dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang mendukung.
b.Guru mengatur giliraran pembicaran agar siswa tidak serempak berbicara dalam mengemukakan pendapatnya.Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mengemukakan pendapatnya.
d.Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.

2.Pelaksanaan.
- Menjelaskan indicator,tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran.
- Membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
- Memberikan topic permasalahan
- Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi
C.        Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan dan motivasi siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas neliti mengakhiri pembelajaran

3.Pengamatan
Dari pengamatan dapat diketahui secara langsung bahwa dengan menggunakan metode debate ini susasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang ikut aktif dalam mengajukan pendapatnya untuk membahas masalah yang sedang dibicarakan.Di samping itu siswa sangat antusias mendengar dan memperhatikan temannya yang sedang berbicara.

Siklus II ( 19 Agustus -19 September)
1.Perencanaan
a.Peneliti menetapkan suatu pokok permasalahanyang akan dipecahkan dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang mendukung.
b.Guru mengatur giliraran pembicaran agar siswa tidak serempak berbicara dalam mengemukakan pendapatnya.Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mengemukakan pendapatnya.
d.Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.

2. Pelaksanaan
-Menjelaskan indicator,tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran.
- Membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
- Memberikan topic permasalahan
- Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi
- Peneliti member rangsangan berpikir
Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan dan motivasi siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas neliti mengakhiri pembelajaran

3.Pengamatan
Dari pengamatan dapat diketahui secara langsung bahwa dengan menggunakan metode debate ini susasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang ikut aktif dalam mengajukan pendapatnya untuk membahas masalah yang sedang dibicarakan.Di samping itu siswa sangat antusias mendengar dan memperhatikan temannya yang sedang berbicara. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran ini dan siswa tidak ada yang mengantuk. Untuk siklus selanjutnya diupayakan lagi pembelajaran yang lebih menarik dan menyenagkan.

Siklus 3 ( 20 September-20 Oktober)

1.Perencanaan
a.Peneliti menetapkan suatu pokok permasalahanyang akan dipecahkan dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang mendukung.
b.Guru mengatur giliraran pembicaran agar siswa tidak serempak berbicara dalam mengemukakan pendapatnya.Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mengemukakan pendapatnya.
d.Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.
2. Pelaksanaan
-Menjelaskan indicator,tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran.
- Membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
- Memberikan topic permasalahan
- Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi
- Peneliti member rangsangan berpikir
Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan dan motivasi siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas neliti mengakhiri pembelajaran
3.Pengamatan
Dari pengamatan dapat diketahui secara langsung bahwa dengan menggunakan metode debate ini susasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang ikut aktif dalam mengajukan pendapatnya untuk membahas masalah yang sedang dibicarakan.Di samping itu siswa sangat antusias mendengar dan memperhatikan temannya yang sedang berbicara. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran ini dan siswa tidak ada yang mengantuk. Siswa mulai berminat untuk mulai suka dan tertarik untuk mempelajari pelajaran Sosiologi dan tidak ada lagi kesempatan untuk berbicara dengan teman sebangku,bermain-main bahkan tertidur.
4.Refleksi
 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran debate ini sangat membantu siswa untuk mempelajari pelajaran sosiologi dimana selama ini pembelajaran ini dianggap membosankan dan terlalu banyak hafalan.Dengan menggunakan metode debate ini siswa tidak lagi harus menghafal secara terpaksa tetepi mengingat sendiri dari apa yang sudah diperdebatkan.Dan terbukti siswa lebih cepat mengingat apa yang sudah diperdebatkan daripada disuruh membaca dan menghafal.
         Selain itu juga siswa menjadi sangat antusias untuk menggali informasi dari berbagai media untuk memperkaya pengetahuannya dalam debate atau diskusi. Siswa juga tidak ada lagi yang mengantuk  pada saat pembelajaran berlangsung.
          Di samping kelebihan-kelebihan yang sudah disebutkan di atas masih terdapat juga beberapa kelemahan,antara lain siswa yang pemalu dan pendiam masih sulit untuk berdebat,sementara siswa yang suka berdebat akan mendominasi setiap diskusi atau perdebatan. Perlu ada berbagai upaya lagi untuk membuat pembelajaran sosoilogi ini menjadi pelajaran yang sangat digemari oleh siswa-siswa jurusan IPS.




0 komentar:

Posting Komentar